Palangka Raya (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia menggelar dialog lintas agama untuk mendukung dan menjaga agar alam tetap lestari, Palangka Raya, Senin (25/11).
Melalui forum atau dialog ini para pemuka-pemuka agama yang tergabung dalam FKUB Kalteng menyuarakan gagasan dan tawaran solusi melalui aksi bersama, bahu-membahu dalam menjaga alam lingkungan di Kalteng.
"FKUB yang berperan merawat kerukunan, juga menjalankan perannya mengimbau para pemimpin dan umat beragama ikut aktif dalam menjaga, merawat, melestarikan, kekayaan bumi Tambun Bungai, mengingat Hubbul Wathan Minal Iman yang memiliki arti mencintai tanah air/daerah bagian dari iman," kata Sekretaris FKUB Kalteng Riduan Syahrani di sela dialog.
Adapun dalam dialog ini, masing-masing perwakilan yang berpartisipasi, menyampaikan pandangan tentang berbagai hal yang dapat dilakukan manusia atau masyarakat dalam menjaga alam.
Di antaranya mewakili Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalteng Mukhlas Raziqin dalam kegiatan ini mengangkat perspektifnya dengan trilogi relasi Hablum Minallah, Hablum Minannas dan Hablum Minal Alam.
"Hubungan antara individu dengan Allah, hubungan antara individu dengan sesama, dan hubungan antara individu dengan alam sekitar," katanya.
Baca juga: Wujudkan SDM unggul, Pemprov Kalteng alokasikan anggaran pendidikan 20,59 persen dari APBD
Dalam penyampaiannya, seraya dia mengulas contoh ayat yang berorientasi pada tanggung jawab dan aksi dalam upaya melestarikan alam lingkungan.
Perwakilan Muhamadiyah Kalimantan Tengah Abu Bakar menyampaikan, hakekat manusia adalah bagian integral dari alam, karena alam merupakan cerminan dari kekuasaan Ilahi.
"Langkah untuk berdamai dan hidup harmonis dengan alam adalah jalan terbaik," tuturnya.
Sementara itu, Uskup Palangka Raya Sutrisnaatmaka mengingatkan ajaran Paus Fransiskus yang mengunjungi Indonesia beberapa waktu lalu, yakni ajaran LAUDATO SI-Terpujilah Engkau.
“Manusia haruslah mengekspresikan rasa syukur karena Tuhan telah menganugerahkan bumi Ibu Pertiwi yang mengasuh dan memelihara dan memberikan tumbuhan, buah-buahan, dan segala sesuatu mencukupkan kebutuhan manusia," tuturnya.
Sama halnya dengan para tokoh atau pemuka agama lainnya, juga disampaikan pandangan-pandangan tentang upaya menjaga alam agar tetap lestari. Dalam kegiatan ini disampaikan beberapa rumusan dan kesepakatan yang akan ditindaklanjuti dalam agenda bersama.
Okta Simon dari WWF Indonesia menjelaskan peran dalam semiloka ini untuk menghidupkan ide dan gagasan dari FKUB, serta menguatkan jaringan kerukunan umat beragama sebagai upaya penyadartahuan dan kesadaran bersama untuk setiap orang.
"Agar meneruskan aksi tindakan nyata terhadap pemulihan dan pelestarian alam, hutan dan sumber dayanya," ujarnya.
Adapun kegiatan ini menghasilkan rumusan dan aksi kampanye kesadaran terkait dengan mitigasi perubahan iklim, pencegahan kebakaran dan banjir, penguatan regulasi, transparansi, pengalihan matapencaharian yang lebih ramah lingkungan, pendidikan yang lebih berwawasan lingkungan, pola pembangunan inklusif, penegakan hukum, memperbanyak pelibatan dan dialog antar dan lintas sektor.
Baca juga: Pemprov Kalteng: Jembatan Tumbang Manjul permudah akses menuju Melawi-Kalbar
Baca juga: Perkuat sinergi bersama masyarakat, Pemprov gelar Jalan Sehat Kalteng Berkah
Baca juga: Kalimantan Tengah pacu kualitas penyelenggaraan haji dan umrah