Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Osa Maliki mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi pada Desember dapat menimbulkan potensi bencana di kabupaten setempat.
“Beberapa potensi bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem ini diantaranya angin puting beliung, banjir rob, dan air pasang sehingga masyarakat harus lebih waspada dan berhati-hati,” kata Osa Maliki di Pulang Pisau, Senin.
Dikatakan Osa Maliki, perubahan cuaca yang ekstrem ini juga menyebabkan intensitas curah hujan yang tinggi di beberapa daerah di kabupaten setempat sehingga menyebabkan masyarakat yang ada di dataran yang lebih rendah terdampak banjir.
Menurutnya, pemerintah setempat untuk saat ini telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan cuaca ekstrem di Kecamatan Jabiren Raya, Sebangau Kuala dan Kahayan Kuala melalui SK Bupati Nomor 465 Tahun 2024. Penetapan status ini sudah dilakukan terhitung tanggal 11-31 Desember 2024 dengan ditindaklanjuti SK Nomor 466 terkait dengan pembentukan Posko tanggap darurat pada tiga kecamatan tersebut.
Osa Maliki juga menghimbau kepada masyarakat didaerah yang rentan atau berpotensi bencana untuk berhati-hati dengan selalu memperhatikan prakiraan cuaca dalam melaksanakan aktivitas khususnya melaut untuk menangkap ikan yang sangat dipengaruhi faktor cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Baca juga: Penjabat Bupati Pulang Pisau ingatkan ASN pedomani aturan
Antisipasi cuaca ekstrem, terang dia, juga dapat dilihat apabila ada awan yang tiba-tiba menghitam. Kondisi ini dapat memicu angin puting beliung dan hujan disertai petir yang dapat membahayakan keselamatan warga masyarakat di sekitarnya.
Tingginya curah hujan pada bulan Desember ini, papar Osa Maliki, menyebabkan beberapa wilayah terdampak banjir. Bahaya yang dihadapi masyarakat lainnya adalah masuknya hewan melata atau hewan liar ke rumah-rumah penduduk untuk mencari tempat yang kering sehingga masyarakat harus berhati-hati dengan situasi ini.
Ia mengimbau agar tidak membunuh hewan-hewan tersebut tetapi bisa menggunakan cara-cara yang lebih bijak. Apabila dibunuh, tidak menutup kemungkinan beberapa hewan sebelum mati bisa mengirimkan sinyal kepada sesamanya yang dikuatirkan bisa menimbulkan konflik dengan manusia.
“Kita berharap masyarakat terus waspada dengan berbagai potensi bencana yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem pada bulan Desember ini,” demikian Osa Maliki.
Baca juga: Penjabat Bupati Pulang Pisau ingatkan ASN pedomani aturan
Baca juga: Legislator usulkan perda inisiatif kesejahteraan guru ngaji dan sekolah Minggu
Baca juga: MPP Handep Hapakat Pulpis dilengkapi 16 unit pelayanan