Palangka Raya (ANTARA) - Dukungan dan pendampingan aktif dari dosen pembimbing di Fakultas Bahasa, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (FBIT UMPR) berhasil melahirkan prestasi tim mahasiswa setempat di panggung internasional 2025 yakni meraih bronze medal (medali perunggu) dalam ajang bergengsi Global Innovation Sprint (GIS) 2025 International Essay & Business Plan Competition, yang dilaksanakan di Universitas Airlangga, Surabaya.
Dosen tersebut adalah Muqor Rama Hasanah, MPd yang tidak hanya memberikan informasi mengenai lomba, tetapi juga aktif menginisiasi keterlibatan mahasiswa lintas program studi.
“Saya bagikan informasi ini untuk membuka ruang bagi mahasiswa mengembangkan bakat dan minatnya, tidak hanya di bidang akademik, tapi juga pengembangan diri. Setelah saya ajak langsung, beberapa mahasiswa merespons positif dan dari situ terbentuklah tim,” ujarnya di Palangka Raya, Senin.
Dia mengatakan, tim bimbingannya tersebut terdiri dari lima mahasiswi dengan latar belakang disiplin ilmu berbeda, dua mahasiswi dari Program Studi Pendidikan Biologi, dua mahasiswi dari Program Studi Bahasa Inggris dan satu mahasiswi dari Pendidikan Teknologi Informasi (PTI).
"Mereka kemudian berkolaborasi menyusun esai berbahasa Inggris dengan tema ekosistem lahan gambut dan keanekaragaman hayatinya, yang diintegrasikan dalam pendekatan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR)," katanya.
Baca juga: Mahasiswa FBIT UMPR raih medali perak pada Essay Competition Internasional GIS 2025
Menurut Muqor, kekuatan utama dari esai ini adalah pilihan temanya yang mengangkat kearifan lokal khas Kalimantan, yaitu lahan gambut.
“Lahan gambut tidak dimiliki semua tempat di dunia, hanya ada di Brazil dan Indonesia, dan Kalimantan adalah wilayah terluas di Indonesia yang memiliki lahan gambut. Menggunakan VR, pembaca bisa merasakan langsung keunikan ekosistem gambut secara nyata. Itu yang menarik perhatian penilai internasional,” jelasnya.
Esai yang ditulis dalam bahasa Inggris itu disusun secara kolaboratif, dengan bimbingan teknis dan naratif dari Muqor. Ia menyebut proses ini sebagai seni dalam menulis esai yang menjadi bagian dari strategi khusus menghadapi kompetisi internasional.
“Saya bantu buatkan naskah bahasa Inggrisnya, lalu mereka pelajari, membaca, dan menghafal untuk sesi presentasi,” tuturnya.
Perjalanan menuju kompetisi internasional tidak mudah. Mahasiswa harus membagi waktu antara kuliah dan persiapan lomba, termasuk latihan presentasi yang dilakukan setiap hari baik secara luring maupun daring.
“Mental mereka juga kami bangun. Mereka masih semester 3, jadi penting untuk menjaga kepercayaan diri. Kami bantu semangati agar mereka tidak minder tampil di ajang internasional,” tambah Muqor.
Baca juga: Tim Hibah DPPM PKM Fapertahut UMPR latih SIG bagi HKm Kabupaten Pulpis
Proses bimbingan pun menyita waktu, baik dari sisi dosen maupun mahasiswa. Namun, berkat dedikasi tinggi dan dukungan dari fakultas, semua bisa terlaksana. “Fakultas sangat mendukung, baik secara materi maupun moril, dan kami sebagai dosen senang bisa ikut berkontribusi mendampingi. Setiap malam kami latihan, bahkan disela-sela mahasiswa sedang UAS,” kata Muqor.
Hasilnya pun tak mengecewakan. Tim FBIT UMPR tidak hanya meraih medali perunggu, tetapi juga dinobatkan sebagai salah satu tim dengan tema terfavorit di antara peserta internasional lainnya.
Muqor menyampaikan rasa syukur sekaligus harapan besar bagi mahasiswa bimbingannya.
“Semua lelah dan waktu yang kami curahkan akhirnya terbayar. Mahasiswa mendapatkan pengalaman luar biasa. Saya harap ini menjadi awal dari lebih banyak prestasi lainnya, dan mereka tidak berhenti sampai di sini. Jangan malu berkarya, jangan takut berkompetisi, dan jangan cepat puas. Terus upgrade diri agar semakin siap menghadapi tantangan masa depan,” katanya.
Rektor UMPR, Assoc Prof Dr Muhamad Yusuf MAP, turut menyampaikan apresiasi atas capaian tersebut. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini sejalan dengan kebijakan kampus dalam mendukung pengembangan minat dan bakat mahasiswa melalui perkuliahan yang berorientasi pada penugasan dan proyek.
“Capaian ini menjadi bukti konkret bahwa pola perkuliahan berbasis penunjukan dan penugasan dosen pengampu bidang ilmu, pendamping project-riset, dan wali mahasiswa mampu mendorong mahasiswa menghasilkan karya nyata. Ke depan, kami pastikan akan lebih banyak dosen yang difasilitasi untuk menyalurkan potensi mahasiswa di seluruh prodi dan fakultas,” kata Rektor.
Baca juga: DPRD Kotim dukung kelengkapan RSUD Murjani sebagai RS Pendidikan UMPR
Baca juga: FKG UMPR laksanakan PMB perdana, 27 calon mahasiswa jalani rangkaian seleksi
Baca juga: Mahasiswa Fisipol UMPR jadi Putra Pariwisata Favorit Kota Palangka Raya 2025
