Jakarta (ANTARA) - CEO OpenAI Sam Altman menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan pendekatan kontrol hak cipta yang baru untuk aplikasi Sora yang menawarkan pengalaman mirip TikTok namun berbasis AI.
Dalam hal kontrol hak cipta yang baru itu, OpenAI bakal memberikan pemegang hak cipta "kontrol yang lebih terperinci atas pembuatan karakter".
Laporan TechCrunch, yang dikutip pada Ahad, menyebutkan kontrol ini kurang lebih mirip dengan model opt-in atau persetujuan dengan konfirmasi untuk kemiripan tetapi disertai dengan kontrol tambahan.
Menurut Sam Altman, banyak pemegang hak cipta karakter yang menyukai "fanfiction interaktif" dan berpikir bahwa jenis interaksi ini bakal memberikan banyak manfaat bagi karakter buatannya.
Meski begitu, tidak sedikit dari pemegang hak cipta karakter yang menginginkan agar karakter mereka dapat digunakan termasuk tidak digunakan sama sekali dalam interaksi AI.
"Kami ingin menerapkan standar yang sama untuk semua orang, dan membiarkan pemegang hak cipta memutuskan bagaimana melanjutkannya," kata Altman dalam unggahan blog-nya.
Meski begitu, Altman mengatakan untuk beberapa kasus mungkin ada hasil AI khususnya dari model generasi terdahulu yang lolos dari pendekatan baru ini sehingga ke depannya pihaknya tetap membutuhkan beberapa iterasi.
Selain menyiapkan pendekatan baru untuk pemegang hak cipta mengatur karakternya agar bisa digunakan di Sora, Altman juga menyiapkan pengaturan monetisasi di Sora.
Awalnya perusahaan berencana mengenakan biaya kepada pengguna untuk membuat video tambahan selama periode permintaan tinggi.
Namun dalam unggahan blog Altman yang terbaru tampaknya menguraikan gagasan tersebut dengan mengakui bahwa "kita harus menghasilkan uang dari pembuatan video." Ia juga menyarankan bahwa pendapatan tersebut dapat dibagi dengan pemegang hak cipta.
“Harapan kami adalah bahwa jenis keterlibatan baru ini bahkan lebih berharga daripada bagi hasil, tetapi tentu saja kami … ingin keduanya berharga,” tutup Altman.
Sora baru-baru ini diperkenalkan OpenAI sebagai aplikasi yang dapat digunakan penggunanya untuk membuat video diri mereka sendiri maupun bersama teman menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk dibagikan melalui feed ala TikTok.
Bersamaan dengan itu, OpenAI juga menghadirkan Sora 2 yang merupakan model kecerdasan buatan (AI) terbaru untuk membuat audio dan video yang menjadi penerus Sora versi tahun lalu.
Meski terbilang baru dan aplikasinya hanya bisa diunduh oleh pengguna yang mendapatkan undangan, aplikasi ini dengan cepat meroket ke puncak tangga aplikasi di Apps Store.
Fitur Sora yang mendapatkan sambutan hangat bernama "cameo", fitur ini memungkinkan pengguna dapat mengunggah data biometrik mereka untuk melihat kemiripan digital mereka dengan video yang dihasilkan AI.
Selain itu, pengguna juga tak sedikit yang mencoba membuat video AI menampilkan karakter-karakter populer dengan hak cipta sehingga pada awalnya hal ini menimbulkan kekhawatiran pelanggaran hak cipta khususnya bagi para pencipta karakter.
