Muara Teweh (ANTARA) - Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Barito Utara, Patih Herman AB menyatakan dukungannya dan menyebut bahwa langkah ini sangat tepat untuk menjaga identitas budaya lokal sejak dini dengan digelarnya Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) kabupaten setempat menjadi momentum penting dalam upaya pelestarian bahasa daerah.
Selain menambahkan bahasa Temboyan ke dalam program revitalisasi, kegiatan ini juga menandai peluncuran kebijakan strategis dari Pemerintah Kabupaten Barito Utara, yakni Instruksi Bupati Barito Utara Nomor 400.3.5/897.a/DISDIK/X/2025 yang mewajibkan penggunaan bahasa daerah di seluruh satuan pendidikan setiap hari Kamis pada minggu pertama setiap bulan.
"Instruksi Bupati ini adalah langkah maju dan strategis. Kami di DPRD, khususnya Komisi I yang membidangi pendidikan, sangat mengapresiasi dan mendukung penuh kebijakan ini," kata Patih Herman di Muara Teweh, Minggu.
Menurut dia, penggunaan bahasa daerah di sekolah tidak hanya sebatas seremonial, tapi ini investasi jangka panjang dalam membentuk karakter generasi muda yang mencintai budaya lokalnya.
Pentingnya, kata dia, peran semua pihak dalam menyukseskan implementasi instruksi tersebut. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat luas sangat diperlukan agar pelestarian bahasa daerah bisa berjalan secara berkelanjutan.
"Bahasa daerah adalah jati diri kita. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Saya berharap ini tidak hanya menjadi rutinitas, tapi benar-benar membentuk kesadaran kolektif di lingkungan pendidikan dan masyarakat," tambahnya.
Patih juga mendorong agar program revitalisasi bahasa daerah diperluas ke bahasa-bahasa lokal lainnya di Barito Utara, seperti bahasa Dusun Malang dan bahasa Dayak lainnya, agar tidak punah dan tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
Baca juga: Bunda PAUD Barut kampanye 7 kebiasaan anak hebat dan literasi dini
"Kami siap mendukung dari sisi anggaran maupun regulasi agar program ini berkelanjutan. Ini bukan hanya soal bahasa, tapi soal mempertahankan warisan leluhur yang tak ternilai harganya," tegas politisi Partai Demokrat Barito Utara ini.
Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 sendiri digelar dengan semarak dan diikuti ratusan siswa dari 47 sekolah dasar dan menengah pertama se-Kabupaten Barito Utara.
Acara ini menjadi wadah penting untuk menanamkan rasa bangga terhadap bahasa ibu di kalangan generasi muda, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat dalam menjaga keberagaman bahasa sebagai kekayaan budaya daerah.
Baca juga: Pemkab Barut luncurkan bahasa Temboyan masuk program revitalisasi
Baca juga: Bupati Barito Utara harapkan Koperasi Merah Putih jadi penggerak ekonomi lokal
Baca juga: Pemkab Barut susun dokumen peta jalan pembangunan kependudukan
