Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengemukakan bahwa gim lokal asal Indonesia telah dilirik pasar global.
"Gim Coffee Talk (asal Indonesia) itu sudah kerja sama dengan Parco (kedai kopi) di Shibuya (Jepang). Mereka sering banget buka toko di sana, Pop up store untuk menjual kopi yang dibranding-kan dengan IP lokalnya kita, dan banyak banget orang Jepang yang bilang 'that's your game that's Indonesia? Very good'. Lalu saya bilang Of course we'are good," kata Irene saat ditemui di Jakarta, Sabtu.
Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa gim karya anak bangsa kian berkualitas dan mampu mengembangkan kekayaan intelektual (intellectual property/IP) tak hanya melalui gim saja.
Ia menceritakan dalam setiap kesempatan bertemu dengan para pengembang gim, ia menyerukan agar IP dihadirkan tak hanya sebatas gim namun juga mampu berkembang ke arah merchandise.
"Jangan hanya mentok di gim saja, bisa loh gim lokal dikembangkan jadi IP seperti merchandising," tambah dia.
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki gim yang berkualitas seperti gim Agni, Mythical Oddysey, Loka Pala, hingga Khuga yang patut dijajal masyarakat Indonesia.
Untuk mendukung agar IP lokal kian berkembang sehingga mampu mengakselerasi sebagai mesin baru penggerak ekonomi, ia mengajak berbagai pihak untuk senantiasa berkolaborasi dalam pengembangan gim nasional layaknya pesan Presiden RI Prabowo Subianto.
"Titipan dari Pak Prabowo untuk hancurkan semua ego sub-sektor supaya kita bisa bergotong royong berkolaborasi crossover, apapun juga namanya, pokoknya kita harus bersatu menjadi satu padu," pungkas Irene.
Kementerian Ekonomi Kreatif telah menjalankan Program Emak-Emak Matic, yang telah berkembang menjadi program yang dapat menjembatani pemilik IP dengan para ahli pemasaran lisensi IP untuk membangun ekosistem berkelanjutan.
