Telaah - Masa depan industri percetakan di tengah revolusi digital

id industri percetakan,revolusi digital,Kalteng,percetakan koran

Telaah - Masa depan industri percetakan di tengah revolusi digital

Pameran menjadi salah satu ajang bagi pelaku usaha industri percetakan untuk membangun ekosistem yang mempercepat pertukaran gagasan dan inovasi. (ANTARA/HO-Maxipro)

Jakarta (ANTARA) - Saat dunia beralih ke serba digital, benarkah industri percetakan memasuki masa sandyakala alias sunset industry yang sudah tidak prospektif lagi?

Faktanya, industri percetakan justru terus bergerak menuju fase baru yang menuntut kecepatan, ketepatan, dan kualitas yang lebih tinggi.

Perubahan ini bukan sekadar respons terhadap perkembangan teknologi global, tetapi juga bagian dari kebutuhan mendesak untuk meningkatkan daya saing di tengah pasar yang semakin kompetitif.

Transformasi yang terjadi tidak hanya menyangkut inovasi mesin atau perangkat lunak, tetapi menyentuh cara berpikir pelaku industri tentang efisiensi, standar kualitas, dan peluang kolaborasi lintas sektor.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi finishing dan packaging menjadi salah satu pendorong utama perubahan tersebut.

Jika dulu proses penyelesaian cetak sering dianggap sebagai tahapan tambahan, kini justru menjadi elemen strategis yang menentukan nilai akhir suatu produk.

Finishing yang rapi, presisi, dan memiliki sentuhan estetis membuat produk memiliki karakter kuat, sekaligus meningkatkan peluang untuk diterima pasar dengan lebih baik.

Teknologi seperti laminasi modern, embossing yang presisi, hingga pemotongan digital kini justru yang memberikan hasil jauh lebih konsisten dibandingkan cara manual.

Aspek-aspek tersebut pada akhirnya meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas industri percetakan nasional.

Kehadiran teknologi ini menjadi sangat penting bukan hanya bagi perusahaan percetakan besar, tetapi juga bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Selama ini, UMKM sering terbatas oleh ketersediaan alat dan kualitas produksi yang tidak selalu stabil.

Dengan hadirnya mesin finishing dan packaging yang lebih terjangkau dan mudah dioperasikan, mereka kini dapat menghasilkan produk seperti label, kemasan makanan, box produk, hingga material promosi dengan standar yang setara dengan perusahaan berskala besar.


Peluang Diversifikasi

Kemampuan untuk menghasilkan kualitas profesional tanpa biaya produksi yang melonjak memberikan peluang diversifikasi yang lebih luas bagi UMKM. Ini berarti pelaku UMKM bisa memperluas lini produk, masuk ke pasar baru, dan mengembangkan model bisnis yang lebih kompetitif.

Kemajuan teknologi juga mengubah cara pelaku industri memahami efisiensi. Proses yang bersandar sepenuhnya pada tenaga manusia cenderung rawan kesalahan dan tidak stabil dari segi waktu produksi.

Otomatisasi hadir tidak semata menggantikan peran manusia, tetapi melengkapi produktivitas dengan presisi yang sulit dicapai ketika proses dilakukan secara manual.

Human error dapat ditekan hingga tingkat yang paling rendah, sementara konsistensi kualitas dapat dijaga meskipun volume produksi meningkat. Pada saat yang sama, tenaga kerja dapat dialihkan ke fungsi lain yang lebih membutuhkan kreativitas, pengawasan, atau pengembangan bisnis.

Teknologi finishing juga menciptakan nilai estetis yang semakin disadari sebagai kebutuhan utama. Konsumen modern memiliki standar visual yang tinggi. Produk cetak bukan hanya harus informatif, tetapi juga menarik secara visual, representatif, dan mencerminkan kualitas merek.

Di sinilah finishing memegang peran penting. Misalnya, kemasan makanan yang lebih kokoh, label yang lebih tahan lama, atau permukaan cetak yang memiliki tekstur tertentu mampu memberikan pengalaman berbeda bagi konsumen.

Pada era ketika visual menjadi bagian penting dari pemasaran, terutama melalui platform digital, nilai estetika bukan lagi pelengkap, tetapi bagian inti dari strategi branding.

Transformasi teknologi ini tidak terjadi dalam ruang kosong. Salah satu ekosistem yang mempercepat pertukaran gagasan dan inovasi adalah pameran industri.

Salah satunya yang telah digelar di Jakarta, awal Oktober 2025 yakni All Print Indonesia 2025. Ajang ini menjadi titik temu penting bagi pelaku usaha, produsen mesin, distributor, serta para pelaku UMKM yang ingin mengetahui perkembangan terbaru dalam industri cetak nasional.

Di ruang seperti ini, berbagai teknologi dapat dilihat secara langsung, diuji, dan dipelajari sebelum menjadi bagian dari proses produksi. Pameran memberikan kesempatan untuk memahami arah perkembangan industri, sekaligus memetakan peluang kolaborasi yang dapat memperkuat rantai pasok nasional.

Salah satu peserta, PT Maxipro Group Indonesia menjadi salah satu contoh bagaimana pelaku industri memanfaatkan ruang pameran untuk membangun kedekatan dengan pasar dan mitra usaha.

Mereka menampilkan berbagai mesin finishing dan packaging, termasuk lini mesin TELSON yang kini resmi didistribusikan di Indonesia. Lebih dari lima puluh mesin dihadirkan, mulai dari yang cocok untuk skala kecil hingga mesin yang mampu mendukung produksi massal.

Ada mesin laminasi, potong kertas, glue binding, dan mesin packaging otomatis yang semuanya dapat dilihat melalui demonstrasi langsung di lokasi pameran. Informasi ini penting bagi pelaku industri yang ingin memahami bagaimana teknologi tersebut bekerja dalam aplikasi nyata.


Memperkuat Interaksi

Stephen Santoso, CEO PT Maxipro Group Indonesia, menegaskan bahwa partisipasi mereka dalam sebuah pameran printing menjadi langkah strategis untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan diri dengan pelaku industri di berbagai daerah.

Setelah bertahun-tahun membangun reputasi melalui platform daring, pendekatan offline menjadi cara untuk memperkuat interaksi, mendengar kebutuhan pelanggan secara langsung, dan memahami dinamika pasar dengan lebih mendalam.

Selain itu, juga bisa membuka peluang bagi distributor resmi di berbagai wilayah, yang memungkinkan penyebaran teknologi dan layanan yang lebih merata di seluruh Indonesia.

Meskipun kehadiran perusahaan tertentu dalam pameran memberikan gambaran tentang dinamika industri, fokus utama dari perubahan ini tetap berada pada kebutuhan besar industri percetakan untuk beradaptasi.

Persaingan tidak lagi hanya terjadi antar pelaku lokal, tetapi juga dengan produk impor yang masuk melalui berbagai jalur perdagangan. Kualitas, efisiensi, dan inovasi menjadi faktor yang menentukan apakah pelaku industri mampu bertahan dan berkembang.

Dalam konteks inilah teknologi finishing dan packaging menjadi salah satu elemen paling strategis untuk menguatkan fondasi industri percetakan nasional.

Melihat keseluruhan dinamika, transformasi industri percetakan bukan sekadar tentang mengadopsi teknologi baru, tetapi memahami bagaimana teknologi itu mengubah cara bekerja, cara bersaing, dan cara menciptakan nilai.

Dengan memanfaatkan momentum pameran, kolaborasi industri, peningkatan teknologi, serta keterlibatan aktif pelaku UMKM, ekosistem percetakan Indonesia dapat bergerak menuju tahap yang lebih modern dan berdaya saing tinggi.

Pada akhirnya, masih prospektif atau tidaknya industri cetak, masa depannya bergantung pada kemampuan seluruh pelaku untuk membaca arah perubahan, beradaptasi secara cerdas, dan memanfaatkan peluang yang kini terbuka semakin lebar.


Pewarta :
Uploader : Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.