Jakarta (ANTARA) - Aktor Derby Romero berbagi pengalamannya mencicipi kuliner khas Danau Toba yang baru pertama kali ia datangi saat menjalani syuting film "Wasiat Warisan" di Samosir.
Aktor yang memiliki marga Batak di belakang namanya itu menyoroti satu rempah khas yakni andaliman, yang sering dijuluki sebagai "merica Batak", karena sensasi getir pedas yang unik.
"Paling poinnya di sana, kita memakai andaliman," ujar Derby saat berkunjung ke ANTARA Heritage Center di Pasar Baru, Jakarta, pada Selasa.
Derby, yang memerankan karakter Togar, salah satu ahli waris hotel milik keluarga dalam film "Wasiat Warisan," mengatakan rempah tersebut menjadi kunci utama yang membedakan masakan Sumatera Utara dari daerah lain.
Ia menjelaskan bahwa andaliman mampu menguatkan rasa daging pada masakan, menciptakan harmoni rasa yang sangat khas dan berkarakter.
Di antara berbagai hidangan yang dicoba, Derby memfavoritkan aneka masakan mi asal Sumatera Utara, khususnya Mi Gomak.
Meskipun hidangan mi sejenis dapat ditemukan di Jakarta, Derby menilai rasa masakan tersebut berbeda total karena penggunaan rempah yang tepat dan porsi andaliman yang pas.
Rempah inilah yang membuat pengalaman kulinernya selama syuting terasa istimewa.
Proses syuting film "Wasiat Warisan" sendiri telah rampung, setelah berlangsung selama dua mingguan di Pulau Samosir.
Selain menampilkan Derby Romero dan Jenda Munthe sebagai anak pemilik hotel dengan karyawan hotelnya, film juga mengangkat pusaran konflik harta warisan.
Film ini juga membawa misi promosi pariwisata. Tim produksi mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Samosir, termasuk izin syuting di destinasi baru seperti Air Mancur Menari WaterFront City Pangururan.
Film "Wasiat Warisan" dijadwalkan tayang di bioskop pada 4 Desember 2025.
Adapun sinopsisnya sebagai berikut:
Setelah Pak Gomgom (Hamka Siregar) dan Mak Dame (Rita Matu Mona) meninggal, ketiga anak mereka — Tarida (Sarah Sechan), Ramona (Astrid Tiar), dan Togar (Derby Romero) — mewarisi sebuah hotel keluarga di Toba yang kini terbengkalai.
Togar yang bekerja di Jakarta terpaksa pulang kampung untuk membantu mengurus hotel tersebut.
Namun, kedatangan seorang wanita Bernama Linda (Dharty Manullang) yang mengaku memiliki piutang kepada mendiang orang tua mereka mengguncang segalanya.
Hotel terancam disita sebagai jaminan utang, sementara hubungan antar saudara retak oleh pertengkaran dan perbedaan pendapat.
Di tengah kekacauan itu, Togar menemukan kembali cinta lamanya, sekaligus rahasia lama yang ditinggalkan sang Mamak dalam wasiat terakhirnya.
