Ahli khawatirkan anak muda akan dipengaruhi tren tubuh kurus selebritas

id tren tubuh kurus,selebritas,Ahli khawatirkan, anak muda, akan dipengaruhi, kalteng

Ahli khawatirkan anak muda akan dipengaruhi tren tubuh kurus selebritas

Aktris Ariana Grande (kiri) dan Cynthia Erivo (kanan) yang membintangi film "Wicked: For Good" dalam gala premier film tersebut di Singapura. ANTARA/Instagram@arianagrande/am.

Jakarta (ANTARA) - Beberapa selebritas ternama Hollywood akhir-akhir ini memperlihatkan tubuh kurus mereka yang cukup drastis, yang justru mengkhawatirkan bagi para ahli karena dapat memengaruhi cara pandang tubuh ideal pada anak muda.

Ditulis laman New York Post, Rabu, ahli bedah plastik memperhatikan tren yang cepat menuju meningkatnya keinginan budaya untuk menjadi kurus mengkhawatirkan, terutama pada orang yang lebih muda.

"Pasien yang lebih muda datang dan meminta lebih banyak prosedur modifikasi tubuh, seperti remodeling tulang rusuk dan prosedur pelangsingan/kontur wajah seperti pengurangan bantalan lemak pipi," ujar Dr. Walter Joseph, ahli bedah plastik ternama di Beverly Hills, kepada The Post.

Terkait dengan meningkatnya budaya kurus para selebritas, Joseph berbagi ada bahaya yang dihadapi kaum muda yang melihat tubuh-tubuh ini sebagai standar yang harus diperjuangkan. Meskipun secara medis dokter tidak bisa mengomentari lebih jauh berat badan seorang selebritas karena mereka tidak mengetahui apa yang sedang terjadi secara medis dengan pasien tersebut.

“Orang-orang ini menjadi sorotan publik, dan mereka mudah terlihat oleh anak-anak muda yang mudah terpengaruh. Hal ini seringkali menciptakan standar kecantikan yang tak terjangkau, dimulai sejak usia sangat muda,” kata Joseph.

Pandangan lain dibagikan seorang ahli gizi terdaftar dan spesialis perawatan diabetes Deb Malkoff-Cohen yang mengatakan jika kemungkinan para selebritas menggunakan GLP-1 untuk menghambat rasa lapar, seharusnya obat tersebut diberikan ketika pasien tidak bisa diet melalui olahraga.

Dia juga menekankan bagaimana kecenderungan obat untuk membuat konsumen merasa kenyang tanpa makan cukup ini dapat berbahaya bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan makan.

"Saya selalu menyaring orang-orang untuk gangguan makan pada panggilan pertama saya dengan mereka, dan jika saya tahu mereka mengalaminya, saya sangat menyarankan untuk tidak mengonsumsi GLP-1, karena itu membuat Anda tidak lapar, itu memperkuat rasa tidak makan,” ujar Malkoff-Cohen kepada The Post.

Para ahli sepakat tren ini cukup mengkhawatirkan dan dapat menimbulkan konsekuensi buruk bagi cara generasi muda memandang tubuh mereka dan menjaga kesehatan mereka.


Pewarta :
Editor : Admin Portal
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.