Kemkomdigi gunakan AI percepat layanan frekuensi radio

id Kemkomdigi, gunakan AI, percepat layanan, frekuensi radio, kalteng

Kemkomdigi gunakan AI percepat layanan frekuensi radio

Ilustrasi radio (ANTARA/Shutterstock/A3pFamily)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menerapkan kecerdasan artifisial (AI) dalam layanan spektrum frekuensi radio untuk meningkatkan kecepatan, konsistensi, dan keandalan layanan publik, terutama pada sektor yang berkaitan dengan keselamatan.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan pemanfaatan AI, melalui inovasi JARE (Just Ask for Radio Expert), menjadi langkah konkret dalam mendesain ulang layanan radio yang berperan penting bagi komunikasi darurat, transportasi, dan keselamatan publik.

"Inovasi JARE membawa Kemkomdigi menjadi bagian dari 21 persen organisasi di dunia yang sudah mulai mengadopsi AI dalam alur kerjanya. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat kualitas layanan publik,” ujar Meutya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Meutya berharap JARE dapat menjadi motivasi bagi satuan kerja lain di Kemkomdigi agar turut mengembangkan inovasi di bidang teknologi.

Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengelola ruang digital yang semakin luas dan kompleks.

“Ranah digital amat luas dan tidak mungkin dikelola sendiri. Regulasi tanpa kolaborasi tidak akan berjalan dan tidak memberi manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.

Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui penandatanganan kerja sama Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk menjaga komunikasi maritim yang tertib dan andal, terutama dalam situasi kritis.

Menurut Meutya, kolaborasi ini dimaknai sebagai komitmen negara untuk menjaga ruang komunikasi maritim agar semakin tertib dan semakin dapat diandalkan.

"Di laut banyak keputusan yang terjadi dalam hitungan detik ketika cuaca berubah, ketika ombak meninggi, ketika jarak memisahkan komunikasi menjadi pembeda antara selamat dan terlambat,” tuturnya.

Namun, Meutya mengingatkan, kecanggihan teknologi modern tidak dapat menggantikan etika dan tanggung jawab manusia di baliknya.“Teknologi bisa berubah dan semakin maju, tetapi integritas tidak bisa digantikan oleh teknologi. Integritas adalah fondasi kepercayaan dalam pelayanan publik,” pungkas Menkomdigi.


Pewarta :
Editor : Admin Portal
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.