London (ANTARA
News) - Tidak perlu teori-teori serba njlimet dari mazhab ini atau
mazhab itu yang banyak diomongkan oleh motivator soal bisnis dari dalam
atau luar negeri, ternyata pemilik Chelsea Roman Abramovich punya
filosofi bisnis.
Di mata Abramovich, bisnis adalah sukses meraih gelar di ajang kompetisi dan sukses meraup keuntungan di ladang bisnis.
Bos
Chelsea itu tahu betul bahwa berbisnis bukan semata sibuk mengkalkulasi
untung atau rugi, melainkan mampu menata tim dengan kehati-hatian.
Berbisnis
di mata Abramovich bukan juga onggokan target, melainkan rentetan hasil
kerja dalam kurun waktu relatif panjang. Buktinya, Chelsea mampu
menyabet gelar Liga Champions dan gelar Liga Inggris (Premier League).
Pada
November lalu, Chelsea menyatakan mereka meraup keuntungan mencapai 1,4
juta poundsterling dari Juni sampai akhir tahun 2012. Ini capaian
gemilang setelah Abramovich membeli klub itu pada 2003.
Keuntungan
juga diperoleh Chelsea dari hasil penjualan Yuri Zhirkov ke klub Rusia
Anzhi Makhachkala, Nicolas Anelka ke Shanghai Shenhua di China dan Alex
ke Paris St Germain.
Peruntungan Chelsea terus meningkat di
bawah pengawasan dan kerja keras Abramovich. Ia tidak segan
menggelontorkan sejumlah dana bagi kemajuan tim.
Hasilnya,
Chelsea mampu memenangi gelar Liga Inggris sebanyak tiga kali berkat
tangan dingin bos asal Rusia itu. Bahkan, Chelsea mampu menyabet Piala
Eropa untuk kali pertama pada Mei tahun lalu.
Badan sepak bola
Eropa (UEFA) kini memberlakukan ketentuan soal keuangan klub. Chelsea
memandang kebijakan itu sebagai "sarat tantangan".
"Klub sepak
bola memerlukan keseimbangan antara sukses di lapangan dan sukses di
bidang keuangan," kata sekretaris klub Alan Shaw.
"Hasil laporan keuangan kami menunjukkan bahwa kami telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan," katanya menegaskan.
(A024)
Berbisnis di mata Abramovich
Klub sepak bola memerlukan keseimbangan antara sukses di lapangan dan sukses di bidang keuangan