Ternak Itik Peluang Usaha Yang Kurang Diminati

id Ternak Itik Peluang Usaha Yang Kurang Diminati

Ternak Itik Peluang Usaha Yang Kurang Diminati

ilustrasi (istimewa)

Rendahnya minat masyarakat Kabupaten Kotim dalam berternak itik karena masih terbatasnya ketersediaan pakan...
Sampit, Kalteng, 19/1 (ANTARA) - Berternak itik di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah merupakan sebuah peluang usaha yang menjanjikan, namun sayangnya kurang diminati oleh masyarakat daerah itu.

"Rendahnya minat masyarakat Kabupaten Kotim dalam berternak itik karena masih terbatasnya ketersediaan pakan, hal itulah yang membuat masyarakat anggan menggeluti usaha tersebut," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Masyarakat Veteliner dan Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan (PKPP) Kabupaten Kotim, Hendra di Sampit, Sabtu.

Sampai saat ini di Kabupaten Kotim belum ada peternakan itik potong maupun petelur yang mampu memenuhi kebutuhan pasar, padahal permintaan pasar lumayan tinggi.

Masyarakat berternak itik masih dalam skala kecil dan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri.

Wilayah Kabupaten Kotim sebetulnya cocok untuk pengembangan peternakan itik, terutama di bagian selatan karena sebagian besar kondisi daerahnya berawa.

Tingginya kebutuhan itik potong dan petelur di Kabupaten Kotim terjadi seiring dengan mulai banyaknya berdiri rumah makan yang khusus menyajikan daging maupun telur itik, namun sayangnya kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik akibat tidak tersedianya ternak.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pedagang terpaksa harus mendatangkan telur maupun itik dari luar daerah, seperti Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), bahkan dari pulau Jawa.

Sejak merebaknya virus flu burung (H5N1) yang menyerang itik di pulau Jawa, DKPP Kabupaten Kotim memutuskan pasokan ternak itik dari daerah itu terpaksa harus dihentikan, hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi masuknya virus flu burung tersebut ke Kabupaten Kotim.

"Sekarang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging itik, Kabupaten Kotim hanya bergantung adanya pasokan dari Banjarmasin, Kalsel," katanya.

Sampai saat ini di wilayah Kabupaten Kotim belum ada ditemukan adanya ternak itik yang terserang virus H5N1, meski demikian perlu adanya kewaspadaan sejak dini.

Populasi itik di Kabupaten Kotim sangat rendah, yakni berkisar antara 2.000 sampai 3.000 ekor setiap tahunnya. Jumlah itu sangat tidak seimbang dengan kebutuhan konsumsi dan dalam sehari bisa mencapai 300 ekor.

Pihak PKPP berupaya mengembangkan ternak itik tersebut dan pengembangannya dipusatkan di wilayah selatan Kabupaten Kotim, yakni di Kecamatan, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Kecamatan Pulau Hanaut.





(T.KR-UTG/C/N001/N001)