Pengembangan itik petelur kawasan food estate bantu perekonomian masyarakat
Palangka Raya (ANTARA) - Pengembangan budi daya ternak itik petelur di kawasan food estate meliputi Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Kalimantan Tengah hingga saat ini terus berjalan serta membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Selain fokus utama terhadap pengembangan tanaman padi, di kawasan food estate ini juga dikembangkan budi daya ternak itik petelur," kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Palangka Raya, Kamis.
Pengembangan budi daya ternak itik petelur dilakukan, karena selain potensi yang bagus, juga dalam proses pengolahan hasil tanaman padi salah satunya didapatkan dedak yang bisa diperuntukan sebagai pakan itik.
Untuk itulah pengembangan itik petelur di kawasan food estate juga dilakukan dan berdasarkan pantauan serta evaluasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng semua berjalan lancar, hingga memberi dampak positif kepada masyarakat.
Kepala Dinas TPHP Kalteng Riza Rahmadi menambahkan, pada 2020-2021 pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap kelompok masyarakat untuk pengembangan budidaya ternak itik petelur.
"Yang awalnya pada 2020 hanya untuk 10 kelompok di Pulang Pisau dan lima kelompok di Kapuas, pada 2021 bantuan meningkat masing-masing untuk 48 kelompok. Hal ini karena melihat perkembangan yang cukup baik," terangnya.
Masing-masing kelompok mendapatkan bantuan sebanyak 500 ekor itik petelur, serta sarana prasarana pendukung lainnya. Adapun rata-rata produksi telur oleh masing-masing kelompok adalah sebanyak 8.573 butir per bulan.
Riza menyampaikan, ke depan pemprov juga akan mendukung pembudidaya ternak itik petelur di lapangan, melalui bantuan mesin pembuat telur asin dan mesin penetasan.
"Selain itu, melihat perkembangan serta potensi bisnis yang bagus, kami mendorong masyarakat memanfaatkan KUR dengan bunga rendah guna mengembangkan usahanya agar semakin besar dan mandiri," harapnya.
Kemudian ke depan juga direncanakan pengembangan budi daya ternak itik potong yang saat ini masih dalam tahap evaluasi dan pengkajian.
Sementara itu Sukarno salah satu anggota kelompok Ruhui Rahayu di Desa Tahai Baru, Kecamatan Maliku mengaku, hingga saat ini budi daya ternak itik petelur terus berjalan dan berkembang.
Sebagai salah satu kelompok penerima bantuan, pihaknya banyak mendapat manfaat dari program tersebut. Mulai dari cara memelihara itik dengan benar, hingga memproduksi telur itik dengan baik.
"Dampaknya ekonomi kami tambah meningkat. Adapun produk dari budidaya ternak ini, adalah telur itik mentah serta telur asin," terangnya.
Saat ini pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan pihak lain untuk meningkatkan jangkauan pasar ke luar daerah, sehingga rencana ke depan mengirimkan produk telur dalam skala besar ke luar daerah bisa direalisasikan.
"Selain fokus utama terhadap pengembangan tanaman padi, di kawasan food estate ini juga dikembangkan budi daya ternak itik petelur," kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Palangka Raya, Kamis.
Pengembangan budi daya ternak itik petelur dilakukan, karena selain potensi yang bagus, juga dalam proses pengolahan hasil tanaman padi salah satunya didapatkan dedak yang bisa diperuntukan sebagai pakan itik.
Untuk itulah pengembangan itik petelur di kawasan food estate juga dilakukan dan berdasarkan pantauan serta evaluasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng semua berjalan lancar, hingga memberi dampak positif kepada masyarakat.
Kepala Dinas TPHP Kalteng Riza Rahmadi menambahkan, pada 2020-2021 pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap kelompok masyarakat untuk pengembangan budidaya ternak itik petelur.
"Yang awalnya pada 2020 hanya untuk 10 kelompok di Pulang Pisau dan lima kelompok di Kapuas, pada 2021 bantuan meningkat masing-masing untuk 48 kelompok. Hal ini karena melihat perkembangan yang cukup baik," terangnya.
Masing-masing kelompok mendapatkan bantuan sebanyak 500 ekor itik petelur, serta sarana prasarana pendukung lainnya. Adapun rata-rata produksi telur oleh masing-masing kelompok adalah sebanyak 8.573 butir per bulan.
Riza menyampaikan, ke depan pemprov juga akan mendukung pembudidaya ternak itik petelur di lapangan, melalui bantuan mesin pembuat telur asin dan mesin penetasan.
"Selain itu, melihat perkembangan serta potensi bisnis yang bagus, kami mendorong masyarakat memanfaatkan KUR dengan bunga rendah guna mengembangkan usahanya agar semakin besar dan mandiri," harapnya.
Kemudian ke depan juga direncanakan pengembangan budi daya ternak itik potong yang saat ini masih dalam tahap evaluasi dan pengkajian.
Sementara itu Sukarno salah satu anggota kelompok Ruhui Rahayu di Desa Tahai Baru, Kecamatan Maliku mengaku, hingga saat ini budi daya ternak itik petelur terus berjalan dan berkembang.
Sebagai salah satu kelompok penerima bantuan, pihaknya banyak mendapat manfaat dari program tersebut. Mulai dari cara memelihara itik dengan benar, hingga memproduksi telur itik dengan baik.
"Dampaknya ekonomi kami tambah meningkat. Adapun produk dari budidaya ternak ini, adalah telur itik mentah serta telur asin," terangnya.
Saat ini pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan pihak lain untuk meningkatkan jangkauan pasar ke luar daerah, sehingga rencana ke depan mengirimkan produk telur dalam skala besar ke luar daerah bisa direalisasikan.