BKSDA identifikasi kura-kura bermoncong babi di Gianyar

id Kura-Kura Moncong Babi

 BKSDA identifikasi kura-kura bermoncong babi di Gianyar

ILUSTRASI-Kura-Kura Moncong Babi.(FOTO ANTARA/Basri Marzuki)Istimewa

Kami menduga binatang tersebut jenis 'carettochelys insculpta'. Itu habitatnya berada di Papua,"
Gianyar (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mulai mengidentifikasi seekor kura-kura bermoncong babi yang ditemukan warga di Desa Buruan, Kabupaten Gianyar.

"Kami menduga binatang tersebut jenis 'carettochelys insculpta'. Itu habitatnya berada di Papua," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bali Ketut Marbawa di Gianyar, Selasa.

Ia tidak mengetahui penyebab reptil seberat 30 kilogram dengan panjang 60 centimeter dan lebar 35 centimeter itu terdampar di Gianyar.

Pihaknya juga meminta warga tidak terburu-buru melepas kura-kura yang moncongnya memanjang mirip babi tersebut ke sungai.

Kura-kura berwarna abu-abu kecoklatan pada bagian atas kepala dan bagian bawah putih kekuningan itu disimpan di kandang babi milik warga.

Cangkang kura-kura itu tidak sekeras kura-kura biasa. "Untuk mengetahui umur dan jenis kelamin dari kura-kura ini harus terlebih dahulu dilakukan pengamatan," kata Marbawa.

Ia menjelaskan, reptil air endemis Papua bagian selatan itu diklasifikasikan ke dalam apendiks II, artinya keberadaan di alam tak terancam punah.

Namun dalam perundang-undangan konservasi Indonesia, kura- kura moncong babi termasuk satwa dilindungi. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, turunan dari Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, satwa itu tidak boleh dimanfaatkan kecuali untuk tujuan penelitian dan penangkaran.

Pihak BKSDA berharap, kura-kura moncong babi untuk sementara dititipkan di lembaga konservasi, seperti taman satwa atau kebun binatang yang di Kabupaten Gianyar sebagai upaya perlindungan dan terpelihara sesuai habitatnya.

"Akan tetapi kami masih perlu melakukan koordinasi dengan warga dan Pemkab Gianyar untuk bersama-sama mencari jalan keluar terbaik," kata Marbawa.

Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata menyempatkan diri melihat satwa langka yang menurut warga Desa Buruan sebagai binatang keramat karena ditemukan di sungai dekat kuburan.

(KR-MDE/M038)