Muara Teweh (Antara Kalteng) - Penjualan batu bara sejumlah perusahaan pertambangan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah hingga Pebruari 2014 mencapai 528.972,84 metrik ton.
"Lebih dari lima ratus ribu ton batu bara ini produksi 16 investor pemegang izin kuasa pertambangan atau izin usaha pertambangan (IUP)," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Barito Utara (Barut), Aswadin Noor di Muara Teweh, Rabu.
Aswadi Noor menyebutkan produksi batu bara di kabupaten pedalaman Kalteng itu masih mengalami kendala angkutan karena selama ini masih mengandalkan transportasi Sungai Barito.
Angkutan tambang batu bara sering terhenti kalau debit air naik atau di atas normal, kapal tidak bisa melewati jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh karena bisa tersangkut.
"Selain itu juga sering terhenti akibat kedalaman Sungai Barito yang menurun hingga tidak bisa dilayari tongkang dan kapal besar," katanya didampingi Kepala Bidang Pengawasan Tambang,Sarifudin.
Kendala alam ini yang membuat angkutan tambang batubara melalui Sungai Barito tidak maksimal. Selain kendala alam, produksi batu bara sejumlah investor juga belum maksimal terkait perizinan.
Di samping itu, operasionalnya juga terkendala izin pemanfaatan kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan dan jalan angkutan tambang sehingga sejumlah investor menghentikan kegiatannya untuk sementara waktu.
"Kami mengharapkan masalah perizinan dan jalan tambang bisa segera diatasi sehingga pemanfaatan tambang batu bara di daerah ini lebih optimal di masa mendatang," katanya.
Meski mengalami sejumlah kendala, namun penjualan batu bara pada periode Januari-Desember 2013 mencapai 5.053.298,98 metrik ton atau meningkat dibanding tahun sebelumnya 3.919.385,99 ton.
(T.K009/B/I006/I006)