Barito Utara Kembangkan Kawasan Sapi Betina Produktif

id sapi betina,

Barito Utara Kembangkan Kawasan Sapi Betina Produktif

Ilustrasi. (Istimewa)

program ini juga untuk mengurangi ketergantungan ternak dari luar daerah dan mendukung swasembada daging bersama program pembibitan sapi rakyat lainnya di daerah ini,"
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengembangkan kawasan penyelamatan sapi betina produktif yang diusahakan kelompok petani di Teweh Selatan.

"Program yang telah dilakukan sejak 2011 ini terlihat unik karena setiap petani atau warga yang tergabung dalam kelompok tani membeli sapi khusus betina yang dananya dari bantuan pemerintah," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Barito Utara Indah Utari di Muara Teweh, Jumat.

Ia menjelaskan terkait dengan program tersebut, pada 2014 Kabupaten Barito Utara kembali mendapat alokasi dana APBN sebesar Rp180 juta untuk pengembangan sapi betina produktif itu di Desa Trinsing, Trahean, dan Transbangdep.

Para petani mendapat insentif Rp700 ribu per ekor sapi betina bunting lima bulan ke atas dan pada 2104 ternak mendapat insentif sebanyak 206 ekor per kelompok tani.

"Kami harapkan program ini juga untuk mengurangi ketergantungan ternak dari luar daerah dan mendukung swasembada daging bersama program pembibitan sapi rakyat lainnya di daerah ini," katanya.

Indah menjelaskan pada 2013 dialokasikan Rp180 juta untuk pengembangan sapi betina produktif itu di Desa Liju, Kecamatan Teweh Timur dengan petani yang warga eks-transmigrasi luar daerah dan Krida Tani Jaya Kelurahan Lanjas, Kecamatan Teweh Tengah.

Para petani mendapat insentif Rp500 ribu per ekor sapi betina bunting empat bulan ke atas dan pada 2014 ternak mendapat insentif sebanyak 288 ekor per kelompok tani.

Pada 2012 dilakukan pengembangan kawasan penyelamatan sapi betina produktif yang diusahakan masyarakat setempat, yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Liju, Kecamatan Teweh Timur.

Alokasi dana APBN sebesar Rp500 juta untuk pengembangan sapi betina produktif itu di Desa Liju, Kecamatan Teweh Timur, yang petaninya warga eks-transmigrasi luar daerah.

Dia mengatakan pada 2011, puluhan petani yang tergabung dalam kelompok tani "Harapan Makmur" Desa Sikui, Kecamatan Teweh Tengah, telah memiliki 54 sapi betina yang dibeli dari sejumlah tempat di Kabupaten Barito Utara untuk dikembangkan.

Kelompok tani yang mendapat bantuan pemerintah pusat sebesar Rp500 juta pada 2013, katanya, untuk pengembangan sapi betina produktif itu, seluruhnya beranggota warga lokal.

"Kita berharap warga lokal atau penduduk asli dapat mengembangkan ternak sapi dengan baik, sama dengan warga pendatang, terutama dari Pulau Jawa yang selama ini cukup berhasil mengembangkan ternak sapi di daerah ini," katanya.






(T.K009/B/M029/M029)