Sampit (Antara Kalteng) - Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalimantan Tengah, Wiliam Katopo meminta semua wartawan dalam menulis berita tentang penderita HIV/AIDS hendaknya menggunakan hati nurani.
"Pemberitaan tentang HIV/AIDS selama ini terkesan menyudutkan penderita HIV maupun yang belum negatif. Sehingga si penderita merasa ketakutan karena sudah tertanam stigma bahwa penderita HIV maka akan mati dengan cepat. Padahal hal itu tidak benar sepenuhnya, karena apabila mau diobati dan diperlakukan dengan baik maka bisa memperpanjang umur," katanya dalam acara media gathering di Sampit, Senin.
Menurut wiliam, usia seseorang ada di tangan Tuhan, tapi manusia tetap berupaya. Jangan sampai hanya pasrah dengan keadaan setelah divonis positif tertular HIV.
Kemudian muncul ketakutan yang berlebihan karena merasa selalu dikejar-kejar awak media.
Dia menilai bahwa pemberitaan selama ini bukannya tidak benar, melainkan harus ada sisi kemanusiaan. Sehingga dalam menulis berita tetap menggunakan hati nurani.
Media massa berkewajiban memberikan informasi bahwa penderita HIV bisa bertahan hidup lebih lama, tidak menular apabila hanya bersentuhan kulit maupun makan bersama.
"Itulah mengapa kami menggelar media gathering di Kabupaten Kotim berkerja sama dengan PWI Perwakilan Kotim dengan tujuan wartawan bisa memahami penulisan berita terkait HIV/AIDS. Kami tidak bermaksud mengatur gaya penulisan yang sudah ada pakemnya. Hanya meminta dalam penulisan tidak mencantumkan identitasnya, yakni nama, alamat rumah, dan kota asalnya," ungkapnya.
Kemudian, memberikan informasi positif kepada masyarakat luas bahwa penderita harus dengan kesadaran penuh memeriksakan diri ke rumah sakit agar mendapat perawatan.
Sehingga kemungkinan hidupnya bisa semakin lama, karena ada penderita AIDS yang bisa hidup hingga 25 tahun setelah dinyatakan positif.
Sementara itu, Wakil Bupati Kotim Muhammad Taufiq Mukri menilai kegiatan itu sangat positif. Karena pentingnya peran media massa dalam menyampaikan pemberitaan terkait HIV memberikan dampak besar.
Dia berharap kepada semua wartawan bisa memahami pentingnya dampak pemberitaan kepada masyarakat. Terlebih masalah HIV sangat sensitif di masyarakat.
(T.KR-UTG/B/N005/N005)