Pangkalan Bun (Antara Kalteng) - RSUD Sultan Imanuddin sudah siap jika Posko Tim Disaster and Victim Identification (DVI) penanganan korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang ada di Jawa Timur dipindah ke Pangkalan Bun.
"Kami hanya mengantisipasi. Kalau memang dipindah ke rumah sakit kami, maka kami sudah siap. Makanya ini saya pagi-pagi memeriksa lagi kesiapan semuanya," kata Direktur RSUD Sultan Imanuddin, dr Suyuti Syamsul di Pangkalan Bun, Sabtu.
Setelah kedatangan tim DVI yang dipimpin langsung Direktur Eksekutif DVI, Komisaris Besar Anton Castelani yang melakukan survei kemarin, pihak rumah sakit langsung melakukan persiapan.
Dari sisi fasilitas ruangan, rumah sakit tidak mengalami kendala karena rumah sakit yang dibangun di lahan seluas enam hektar itu selama ini dijadikan rujukan untuk penanganan kasus-kasus luar biasa atau bencana.
Pihak rumah sakit juga langsung membenahi fasilitas lainnya, di antaranya membuat "paving block" di seluruh area di bagian belakang rumah sakit untuk memudahkan mobilisasi mobil jika ingin mengangkut jenazah secara bersamaan.
Selain itu pihak rumah sakit juga melengkapi peralatannya. Lemari pendingin berkapasitas 20 jenazah, yang merupakan pinjaman dari salah satu perusahaan swasta, rencananya juga segera didatangkan ke rumah sakit tersebut. Saat ini rumah sakit ini dijadikan Posko DVI Biddokkes Polda Kalteng.
Namun rencana pemindahan posko tersebut masih dalam tataran wacana. Wacana tersebut muncul terutama dikarenakan jenazah korban yang telah ditemukan maupun yang belum ditemukan, sudah dalam kondisi pembusukan lanjut sehingga makin sulit dikenali.
Untuk mencegah kerusakan lebih parah terhadap jenazah, dipertimbangkan tim DVI yang bergeser ke Pangkalan Bun untuk melakukan identifikasi langsung di RSUD Sultan Imanuddin.
(T.KR-NJI/B/G003/G003)