Muara Teweh (Antara Kalteng) - Ratusan warga Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah memanen ikan seluang (Rastora,SP) yang tersebar di sejumlah tempat di pinggiran Sungai Barito dalam tiga hari terakhir.
"Musim ikan seluang ini dimanfaatkan warga untuk menangkapnya di sepanjang pedalaman Sungai Barito," kata seorang warga Muara Teweh, Hadi Alwi, Senin.
Panen ikan seluang (lebih besar dari ikan teri) yang merupakan ikan musiman ini dilakukan warga dengan menggunakan alat tangkap tradisional seperti lunta (jala) dan hauf (alat jaring ikan yang kedua sisinya mengunakan kayu pelepah tumbuhan).
Musim ikan seluang ini biasanya muncul saat kondisi sungai surut setelah Sungai Barito dalam atau banjir.
Alat tangkap ikan jenis hauf ini biasanya yang menggunakannya harus berendam di air atau bisa juga berdiri di kayu yang ujungnya berada di sungai sambil mendorong alat tersebut.
"Pencarian ikan seluang ini biasa dilakukan diatas lanting (bangunan terapung) dan juga di bataran Sungai Barito dengan berendam di dalam air dengan hasil berkilo-kilo," ujarnya.
Sementara itu di kawasan tersebut memang menjadi lokasi favorit warga yang mencari ikan seluang yang terkenal dengan sebutan seluang Barito atau seluang mudik saat musimnya datang.
Warga secara bergerombol dipinggiran sungai itu menangkap ikan bahkan pembeli bisa langsung datang ke lokasi mencari ikan dengan harga Rp10.000 per kilogram (yang belum dibersihkan).
Sedangkan yang sudah dibersihkan diantaranya sisik dan kepalanya dibuang mencapai Rp30 ribu/kg.
"Kalau lagi "booming" ikan seluang biasanya selain dijual juga dibikin ikan asin dengan dikeringkan dibawah sinar matahari," kata seorang warga lainnya.
Ikan asin seluang memiliki rasa enak itu biasanya menjadi oleh-oleh bagi warga maupun pejabat yang datang ke Muara Teweh dengan harga berkisar Rp25.000-Rp35.000/kg.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Barito Utara, Setia Budi mengatakan musim ikan seluang ini merupakan fenomena alam biasanya terjadi setelah banjir.
Ikan yang asal mulanya berkembang biak dari sejumlah danau di wilayah Barito Utara itu terbawa arus ke Sungai Barito saat banjir dan melawan arus ke hulu.
"Ikan seluang dikenal dengan ikan torpedo karena kemampuannya berenang melawan arus ke wilayah hulu Sungai Barito sehingga terkenal dengan sebutan ikan `Seluang Tewei`. Ikan-ikan inilah yang menjadi makanan ikan lain seperti patin dan jelawat di sungai tersebut," ujar Budi.
(T.K009/B/B008/B008)