Ankara (ANTARA News) - Turki menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB
yang menjatuhkan embargo senjata kepada milisi Houthi di Yaman, kata
Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip Xinhua.
Resolusi PBB tersebut adalah "pesan jelas dan peringatan terhadap
milisi Houthi dari masyarakat internasional karena mereka tidak mundur
dari wilayah yang telah mereka rebut termasuk Sanaa dan karena mengancam
negara tetangga", kata Kemenlu Turki.
Guna memelihara kondisi damai yang akan mewujudkan penyelesaian
politik, Houthi mesti mundur dari tempat yang telah mereka rebut
"melalui aksi sepihak dan dengan menggunakan kekerasan," sambung Kemenlu
Turki.
Pernyataan itu menekankan perlunya milis Houthi
menyingkirkan senjata berat, memperlihatkan penghormatan kepada presiden
yang sah dan menghentikan tindakan yang mengancam tetangga mereka.
Pernyataan itu menekankan kesediaan Turki memberikan "segala jenis
sumbangan" bagi tercapainya perdamaian dan kestabilan di Yaman.
Situasi keamanan memburuk di Yaman pada Januari, ketika milisi Syiah
Houthi merebut Istana Presiden di Sanaa setelah bentrokan mematikan
dengan pengawal presiden. Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Perdana
Menteri Khaled Bahah mundur pada 22 Januari.
Pada 6 Februari, Houthi mengumumkan aksi sepihak membubarkan
parlemen Yaman dan membentuk dewan presiden untuk mengambilalih
kekuasaan yang ditolak semua partai politik Yaman dan dicela
negara-negara Teluk.
Pada hari yang sama, Pakistan juga menyambut baik resolusi DK PBB yang disahkan Selasa tersebut.
"Pakistan dengan senang menyatakan bahwa gagasan pimpinan GCC (Dewan
Kerja Sama Teluk) di Dewan Keamanan tersebut sejalan dengan posisi yang
telah disampaikan Pakistan mengenai situasi di Yaman, terutama dukungan
kuat kami bagi persatuan, kedaulatan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah
Yaman dan Pemerintah Presiden Hadi, yang sah," kata Kementerian Luar
Negeri di Islamabad.
(C003)
Berita Terkait
China luncurkan citra baru Mars pada hari pertama 2022
Minggu, 2 Januari 2022 22:43 Wib
Film "Sully" Bertahan Di Puncak Box Office
Senin, 19 September 2016 14:29 Wib
Pilot TAP Air Portugal Ancam Pemogokan Antiprivatisasi
Jumat, 17 April 2015 11:32 Wib
PBB Urusan Pengungsi Serukan Jeda Kemanusiaan Di Yaman
Sabtu, 11 April 2015 16:52 Wib
Koalisi 10 Negara Jatuhkan Senjata Untuk Pendukung Presiden
Sabtu, 4 April 2015 17:02 Wib
Bangladesh Tertibkan Penggunaan Bahasa Asing
Sabtu, 31 Mei 2014 11:37 Wib
China Dukung Rencana Rusia Terkait Senjata Kimia Suriah
Rabu, 11 September 2013 11:23 Wib
Rizal Ramli Ingin Antara Seperti Xinhua
Selasa, 16 Juli 2013 14:32 Wib