Tolak Pengesahan RAPBDP, Legislator Lempar Mikrofon

id Tolak Pengesahan RAPBDP, Legislator Riau Lempar Mikrofon

Pekanbaru (Antara Kalteng) - Legislator Fraksi Nasdem Hanura DPRD Riau, Muhammad Adil, dengan marah melempar mikrofonnya sebagai ekspresi penolakannya terhadap pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2015 provinsi setempat.

"Kalau rapat RAPBDP ini tetap dilanjutkan dan tidak bisa menunjukkan bukti-bukti, izinkan saya meninggalkan ruangan yang terhormat ini," katanya lalu melempar mikrofondi depannya meninggalkan sidang paripurna DPRD Riau di Pekanbaru, Senin malam.

Sebelumnya Politisi Hanura ini meminta badan anggaran anggaran dan tim pemerintah menjelaskan dulu dan memberi bukti berapa bantuan keuangan daerah provinsi ke kabupaten/kota. Apakah wajar dan merata pembagian anggaran sekitar Rp3 triliun lebih itu.

"Saya minta bukti apakah itu bantuan umum atau khusus, Kalau umum diberikan ketika daerah itu mengalami kesenjangan fiskal. Kalau khusus bisa masuk, tapi berapa jumlahnya?" Tanyanya.

Dia juga mempertanyakan anggaran kesehatan dalam RAPBDP itu yang dimintanya harus 10 persen. Kemudian dua per tiga anggaran itu harus untuk pelayanan publik kepada masyarakat miskin.

"Jika tidak ada keterangan mohon ditunda paripurna malam ini," ucapnya.

Anggota lain menanggapi ini juga melakukan interupsi seperti oleh Ilyas HU yang juga Fraksi Nasdem Hanura. Menurutnya pembahasan di banggar sudah masak.

"Kalau ingin membicarakan sesuatu adalah saat banggar, bukan paripurna," jelasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Ketua Fraksi Golkar, Supriyati. Dikatakannya tahapan sudah selesai melalui konsultasi ketua fraksi terhadap hasil kerja banggar.

"Tahapan itu lanjutkan dalam paripurna ini, pembahasan tim pemerintah dan banggar sudah dinyatakan final," ungkapnya.

Akibat interupsi tersebut sidang diskor dengan memanggil ketua fraksi masing-masing. Kemudian diputuskan tanggapan dari anggota DPRD Riau diberikan sesudah laporan RAPBDP Riau dibacakan.

Akan tetapi, Muhammad Adil tetap tidak setuju dan meminta bukti yang dimintanya diberikan terlebih dahulu. Karena tidak juga diturutilah, dia menyatakan "Walk Out" kemudian melempar mikrofon. Sidang paripurna sendiri akhirnya tetap dilanjutkan dengan pembacaan laporan Banggar terkait RAPBDP 2015.