Muara Teweh (Antara Kalteng) - Sebuah kapal motor "Barakat Cangkal" yang merupakan fery penyeberangan angkutan sepeda motor di desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah tenggelam di Sungai Barito diduga akibat hujan lebat.
"Kapal itu tenggelam diduga akibat hujan lebat, namun tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut," kata Wahyu salah seorang warga desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah, Rabu.
Tenggelamnya kapal itu diperkirakan terjadi pada Rabu (30/3) tengah malam karena baru diketahui pemilik kapal itu sudah tenggelam, namun tidak hanyut karena masih terikat tali yang ada di lanting (bangunan terapung).
Pemilik fery yang tinggal di lanting di Sungai Barito di desa Lemo itu pada Rabu pagi atau sekitar pukul 02.00 WIB terkejut karena perahunya sudah tidak ada, namun tali terbuat dari nylon masih terikat di lanting dan kapal karam ke dalam sungai.
"Pagi ini sedang dilakukan evakuasi kapal yang tenggelam itu. Warga setempat ikut membantu, sementara aktivitas jalan di kawasan penyeberangan itu ditutup untuk sementara waktu," kata Wahyu.
Dugaan sementara kapal karam karena hujan lebat, namun tidak menutup kemungkinan juga ada kebocoran di kapal tersebut, ujar warga desa Lemo lainnya, Waway.
Kapal fery yang didesain khusus dengan menggunakan dua perahu dan satu mesin itu diperuntukkan untuk mengangkut sepeda motor maksimal lima unit sekali jalan tujuan desa Lemo dan sebaliknya.
Fery pengangkut sepeda motor mengutip ongkos Rp5.000 per unit pada siang hari, sedangkan malam hari dipatok Rp10 ribu per unit untuk sekali penyeberangan.
Kapal Penyeberangan Lemo Tenggelam Di Sungai Barito
Kapal itu tenggelam diduga akibat hujan lebat, namun tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut,"