Puluhan Siswa SLBN Muara Teweh Tes Potensi Psikologis

id Barito Utara, SLBN, muara teweh, Puluhan Siswa SLBN Muara Teweh Tes Potensi Psikologis

Puluhan Siswa SLBN Muara Teweh Tes Potensi Psikologis

Dokumentasi:Bupati Barito Utara Nadalsyah melakukan peletakan batu pertama pembangunan SLBN 1 Muara Teweh yang berada di Jalan Panti Ajar V Muara Teweh (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Tes potensi psikologis ini bertujuan untuk menentukan ketunaan bagi peserta didik SLBN 1 Muara Teweh...
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Sebanyak 69 orang siswa Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah tingkat Taman Kanak-Kanak Luar Biasa, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa sampai Sekolah Menengah Atas Luas Biasa mengikuti tes potensi psikologis.

"Tes potensi psikologis ini bertujuan untuk menentukan ketunaan bagi peserta didik SLBN 1 Muara Teweh. Dengan mengetahui ketunaan pada siswa, maka guru-guru akan lebih mudah memberi bimbingan ataupun pembinaan serta pengarahan terhadap peserta didi," kata Kepala SLBN 1 Muara Teweh Bambang Setiarto di Muara Teweh, Jumat.

Menurut Bambang selama ini guru-guru ataupun para orang tua masih belum mengetahui tentang ketunaan anak-anaknya, semua meraba-raba, maka dari itu, pihaknya meminta psikolog untuk membantu dalam menentukan tingkat ketunaan siswa.

Sebab, katanya setelah ada tes psikologis ini, maka nantinya akan keluar berupa sertifikat atau rekomendasi dari psikolog tentang kondisi ketunaan anak, sehingga hal itulah yang akan acuan pekerjaan dari guru-guru termasuk juga para orang tua siswa dalam membina anak-anaknya dirumah.

"Tes ini dilakukan selama tiga hari dengan melibatkan tim psikolog dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin yang dipimpin Hayatun Thaibah," katanya didampingi Waka Sarana dan Prasarana Yayuk Murniawan.

Sementara itu, Psikolog Hayatun Thaibah mengatakan manfaat dari kegiatan tes psikologi ini untuk pihak sekolah sangat banyak terutama dari segi pembelajaran serta membuat program guna kebutuhan pembelajaran seorang anak.

Sedangkan untuk orang tua, maka mereka akan mengetahui apa saja hambatan yang terjadi pada anak-anaknya, sehingga orang tua dan guru itu bisa saling berkolaborasi dan kerjasama dalam mendidik anak tersebut.

"Hanya saja bila tesnya ditemani orang tua, maka ita akan langsung memberi saran berupa apa saja hambatan ataupun yang mesti dilakukan oleh orang tua," kata Hayatun.

Dia mengatakan, hasil tes ini maksimal satu tahun, jadi bukan untuk seumur hidup, sebab dalam setahun itu tentu ada perubahan pada anak itu.

"Sehingga baik dari sisi tingkat kecerdasan yang mengalami kenaikan ataupun penurunan, oleh sebab itu, tes seperti ini hendaknya dilakukan setiap tahun," ujarnya.