400 Sapi Ikuti Program Upsus Siwab
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mulai melaksanakan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
"Ini merupakan program nasional. Dalam program itu kita ditargetkan 400 ekor akseptor atau sapi betina produktif. Semuanya akan kita pantau secara khusus," kata Kabid Perbibitan dan Produksi Peternakan DKPP Palangka Raya Sugianto di Palangka Raya, Jumat.
Dari 400 sapi tersebut, DKPP menargetkan minimal 360 sapi yang masuk program Upsus Siwab dapat hamil.
Sugianto mengaku tidak dapat menargetkan hingga 100 persen karena bisa saja sejumlah sapi ada yang mengalami gangguan reproduksi dan kendala lain saat pelaksanaan program.
"Hingga Maret telah ada 317 yang kita periksa ada 11 sapi yang mengalami gangguan reproduksi. Sementara 99 sapi lainnya dinyatakan bunting," katanya.
Upsus Siwab merupakan program pemerintah pusat dalam rangka mensukseskan program tata kelola pertanian yana baik (good farming practice).
Dia mengatakan untuk wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, dari total kebutuhan daging sapi, 95 persen dipasok dari daerah luar dan hanya lima persen yang diproduksi peternak lokal.
Untuk itu, DKPP semakin menggencarkan pelaksanaan program Upsus Siwab yang diantaranya dengan memusatkan Unit Lokasi Inseminasi Buatan (Ulib) di tiga lokasi pusat pengembangan sapi.
Selain itu juga menerapkan kelompok tani dengan sistem koloni atau kandang kelompok guna mempermudah pembinaan dan pengawasan ternak sapi.
"Ulib ini kita pusatkan di Kelurahan Kalampangan dengan dukungan dua petugas, Kecamatan Bukit Batu dengan dua petugas dan satu petugas di wilayah Kecamatan Jekan Raya," katanya.
Ketiga daerah itu merupakan sentra peternakan sapi yang ada di wilayah "Kota Cantik" Palangka Raya.
Melihat masih sedikitnya produksi yang dihasilkan peternak lokal, DKPP berhadap program itu dapat dimanfaatkan masyarakat secara maksimal.
"Ini merupakan program nasional. Dalam program itu kita ditargetkan 400 ekor akseptor atau sapi betina produktif. Semuanya akan kita pantau secara khusus," kata Kabid Perbibitan dan Produksi Peternakan DKPP Palangka Raya Sugianto di Palangka Raya, Jumat.
Dari 400 sapi tersebut, DKPP menargetkan minimal 360 sapi yang masuk program Upsus Siwab dapat hamil.
Sugianto mengaku tidak dapat menargetkan hingga 100 persen karena bisa saja sejumlah sapi ada yang mengalami gangguan reproduksi dan kendala lain saat pelaksanaan program.
"Hingga Maret telah ada 317 yang kita periksa ada 11 sapi yang mengalami gangguan reproduksi. Sementara 99 sapi lainnya dinyatakan bunting," katanya.
Upsus Siwab merupakan program pemerintah pusat dalam rangka mensukseskan program tata kelola pertanian yana baik (good farming practice).
Dia mengatakan untuk wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, dari total kebutuhan daging sapi, 95 persen dipasok dari daerah luar dan hanya lima persen yang diproduksi peternak lokal.
Untuk itu, DKPP semakin menggencarkan pelaksanaan program Upsus Siwab yang diantaranya dengan memusatkan Unit Lokasi Inseminasi Buatan (Ulib) di tiga lokasi pusat pengembangan sapi.
Selain itu juga menerapkan kelompok tani dengan sistem koloni atau kandang kelompok guna mempermudah pembinaan dan pengawasan ternak sapi.
"Ulib ini kita pusatkan di Kelurahan Kalampangan dengan dukungan dua petugas, Kecamatan Bukit Batu dengan dua petugas dan satu petugas di wilayah Kecamatan Jekan Raya," katanya.
Ketiga daerah itu merupakan sentra peternakan sapi yang ada di wilayah "Kota Cantik" Palangka Raya.
Melihat masih sedikitnya produksi yang dihasilkan peternak lokal, DKPP berhadap program itu dapat dimanfaatkan masyarakat secara maksimal.