Sampit (Antara Kalteng) - Regenerasi atlet bridge di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terancam putus karena minimnya minat anak muda untuk menekuni olahraga adu teknik dan nyali itu.
"Penyebabnya, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa permainan kartu itu identik dengan judi, padahal itu tidak benar. Bridge ini olahraga yang menarik dan berpotensi besar menghasilkan prestasi," kata Hasan Basri, salah satu atlet senior bridge Kotawaringin Timur, Hasan Basri di Sampit, Jumat.
Kondisi ini sangat disayangkan karena selama ini Kotawaringin Timur selalu menorehkan prestasi terbaik di cabang bridge di tingkat provinsi. Sangat ironis jika regenerasi atlet cabang olahraga bridge di kabupaten ini sampai terputus.
Untuk menarik minat generasi muda menekuni bridge, pihaknya melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah di daerah itu. Hal mendasar yang dilakukan adalah memberi pemahaman bahwa bridge adalah olahraga positif dan bukan judi. Cabang olahraga ini perlu ditekuni generasi muda di kabupaten Kotawaringin Timur.
"Mudah-mudahan banyak pelajar yang tertarik menekuni dan sekaligus menjadi atlet cabang olahraga ini l, sehingga pembinaan bisa kita lakukan sejak dini untuk menghasilkan atlet bridge terbaik dan berprestasi," harap Hasan.
Saat ini atlet-atlet bridge di Kotawaringin Timur sedang mempersiapkan diri menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tahun 2018 yang rencananya dilaksanakan di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara.
Bridge menjadi salah satu cabang olahraga unggulan bagi Kotawaringin Timur. Bahkan di tingkat internasional, bridge menjadi salah satu cabang penyumbang medali bagi Indonesia.
Atlet bridge Kotawaringin Timur melakukan latihan bersama rutin setiap minggu. Hasan berharap bridge akan menyumbang banyak medali emas untuk Kotawaringin Timur di masa mendatang.