Kemunculan Buaya Mentaya Kembali Cemaskan Warga Sampit

id buaya mentaya, sungai mentaya, bksda sampit

Kemunculan Buaya Mentaya Kembali Cemaskan Warga Sampit

Seekor buaya sungai Mentaya berhasil ditangkap oleh Bahtiar nelayan Desa Jaya Kelapa, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng Minggu (24/2). (FOTO ANTARA Kalteng/Untung Setiawan)

Sampit (Antara Kalteng) - Makin sering buaya muncul di Sungai Mentaya Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah membuat masyarakat setempat kian takut beraktivitas di sungai karena khawatir dimangsa buaya.

"Tadi malam kami menerima laporan dari camat yang memberitahukan ada buaya muncul. Kali ini disebutkan ukuran buayanya cukup besar dengan panjang diperkirakan sekitar tujuh meter," kata Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah, di Sampit, Jumat.

Muriansyah mengaku menerima laporan bahwa warga melihat buaya tersebut muncul sekitar pukul 23.00 WIB di Desa Bebaung, Kecamatan Pulau Hanaut. Buaya itu diketahui naik ke bantaran sungai dan memangsa ayam milik warga.

Warga bernama Sugian yang melihat kejadian itu, tidak berani mengambil tindakan karena takut menjadi mangsa predator ganas tersebut.

Warga sekitar pun kini cemas setelah mengetahui kejadian itu, apalagi sungai sering pasang tinggi sehingga khawatir merambah ke permukiman.

Masyarakat makin hati-hati beraktivitas di sungai karena buaya bisa muncul kapan saja. Diduga, buaya muncul karena kelaparan dan habitat mereka mulai rusak sehingga makin sulit mendapatkan makanan.

"Sulit untuk merelokasi buaya-buaya itu karena sungai kita besar dan banyak anak sungai. Kami juga tidak tahu berapa populasi buaya di Sungai Mentaya. Yang kami lakukan adalah gencar mengimbau masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di sungai," kata Muriansyah.

Pertengahan September lalu, seorang motoris juga melihat kemunculan buaya di perairan kawasan Mentaya Seberang Kecamatan Seranau. Saat itu buaya yang muncul merupakan buaya muara atau sering disebut buaya kodok karena bentuk kepalanya seperti kodok.

Selama ini buaya sering muncul di perairan kawasan Mentaya Hilir Selatan dan sekitarnya, khususnya di sekitar Pulau Lepeh, yakni pulau kecil di tengah Sungai Mentaya yang diduga menjadi habitat buaya karena buaya sering terlihat berjemur di kawasan itu.

Kemunculan buaya di kawasan permukiman diduga dampak habitat aslinya yang semakin rusak. Akibatnya, buaya mencari tempat-tempat lain untuk mendapatkan makanan.

Serangan buaya memang masih menjadi ancaman bagi masyarakat yang beraktivitas di Sungai Mentaya.

Beberapa tahun terakhir, hampir tiap tahun ada saja warga yang diterkam buaya. Sebagian korban meninggal dunia, bahkan ada yang jenazahnya tidak ditemukan lagi.

BKSDA gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mewaspadai serangan buaya.

BKSDA juga telah memasang papan imbauan di sejumlah dermaga dan kawasan permukiman supaya masyarakat waspada.