Pemkab Kotim Antisipasi Dampak Ekonomi Pembentukan Kotara

id BPPD Kotim, Burhanudin, Dampak Ekonomi Pembentukan Kotara

Pemkab Kotim Antisipasi Dampak Ekonomi Pembentukan Kotara

Sektor jasa menjadi salah satu sektor yang diharapkan tetap berkontribusi besar terhadap perekonomian Kotim. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mulai mengantisipasi berbagai kemungkinan jika pembentukan Kabupaten Kotawaringin Utara (Kotara), khususnya terkait dampak ekonomi.

"Pengusulan pembentukan Kotara terus berjalan dan harus mempersiapkan diri ketika nanti harus kehilangan pemasukan dari kawasan Utara," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kotawaringin Timur, H Burhanuddin di Sampit, Senin.

Untuk itulah pemerintahan daerah menggalakkan berbagai sektor baru seperti pariwisata.

Kabupaten Kotawaringin Utara rencananya dibentuk dengan memekarkan Kabupaten Kotawaringin Timur. Ada enam kecamatan yang bergabung untuk membentuk kabupaten baru tersebut yaitu Parenggean, Telaga Antang, Antang Kalang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai.

Selama ini kawasan Utara berkontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Kotawaringin Timur. Enam Kecamatan itu menyumbang pemasukan dari sektor perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.

Jika Kotawaringin Utara terbentuk maka berarti Kotawaringin Timur akan kehilangan sumber pendapatan cukup besar. Untuk itulah pemerintah daerah harus sudah mengantisipasi agar perekonomian Kotawaringin Timur selaku kabupaten induk, tidak terganggu setelah daerahnya dimekarkan.

Burhanudin yang merupakan salah satu dari anggota tim 17 Persiapan Pembentukan Kabupaten Kotawaringin Utara, mengatakan, pemekaran wilayah merupakan aspirasi yang datang dari masyarakat. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendukung aspirasi itu karena menilai pemekaran adalah cara cepat untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur optimistis perekonomian daerah akan tetap berjalan dengan baik. Kabupaten ini akan bertahan dengan mengandalkan berbagai sektor perdagangan, jasa, hiburan, pendidikan dan pariwisata.

"Makanya pemerintah daerah terus mengajak masyarakat untuk mengambil peran dalam pengembangan sektor-sektor tersebut supaya masyarakat tidak hanya menjadi penonton. Misalnya peluang usaha yang ada seperti di sektor pariwisata, usaha kecil menengah hiburan dan lainnya, harus diambil dan dimanfaatkan dengan baik," tambah Burhanudin.

Burhanudin menilai potensi Kotawaringin Timur cukup besar, baik dari kewilayahan maupun perekonomian. Bahkan menurutnya, setelah Kotawaringin Utara terbentuk, tidak menutup kemungkinan akan muncul aspirasi untuk kembali memekarkan Kotawaringin Timur dengan membentuk Kota Sampit.

Saat ini Kotawaringin Timur menjadi pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah dengan laju perekonomian tertinggi. Pencapaian ini masih bisa terus ditingkatkan dengan peran serta seluruh masyarakat dan dunia usaha, bekerjasama dengan pemerintah daerah.

Sementara itu, Bank Indonesia mencatat perputaran uang di kas-kas titipan yang ada di seluruh daerah Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 2017, tertinggi bahkan didominasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat.

Perputaran uang untuk "inflow" atau aliran masuk selama tahun 2017 di provinsi ini sebesar Rp2,94 triliun dan outflow atau aliran keluar mencapai Rp6,75 triliun. Dari total keseluruhan perputaran aliran masuk maupun keluar tersebut, 43 persen di kas titipan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan 32 persen di kas titipan Pangkalan Bun Kabupaten Kobar.

Dihitung perpuratan uang di kas titipan di kedua kabupaten tersebut sudah sangat jelas mendominasi pangsa perputaran uang sebesar 75 persen. Artinya dapat menjadi kesimpulan sekaligus indikasi bahwa dua kabupaten tersebut tertinggi perekonomiannya di Kalimantan Tengah.