Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Harga komoditas karet di tingkat petani sebesar Rp7.500/kg di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah atau mengalami kenaikan sebesar Rp500/kg dari sejak Desember tahun 2017 kemarin.
"Memang ada kenaikanRp500/kg menjadi Rp7.500/kg. Tapi harga ini masih kami anggap tidak stabil," kata salah satu petani karet di Desa Kandris, Kecamatan Dusun Timur, Kasmadi di Tamiang Layang, Rabu.
Ia mengatakan bahwa harga bahan baku pembuatan ban itu, tidak stabil sejak lima tahun terakhir sehingga membuat sebagian besar petani tidak lagi atau malas menyadap karet.
Walaupun ada yang menyadap, karena sebagai kebutuhan hidup yang mengandalkan dari penjualan komoditas karet saja sebagai mata pencaharian.
"Harga getah karet memang sebelumnya sempat membaik dengan harga pembelian dari tengkulak atau pedagang pengumpul mencapai Rp13 ribu dari petani. Dengan harga seperti itu membuat kehidupan petani menjadi stabil," katanya.
Stabil dimaksud kakek berusia 68 tahun itu adalah jika penghidupan petani karet terpenuhi. Ia mencontohkan, dengan kebunnya seluas 2 hektare, per 15 hari bisa menghasilkan hingga 150 kg. Jika di akumulasikan per bulan mencapai 300 kg dikali Rp7.500 hasil mencapai Rp2,2 juta.
Dengan penghasilan sebesar tersebut per bulan, maka petani semakin terjepit dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Petani karet lainnya di Desa Haringen, Pehanu (41) mengatakan, hasil kebun karetnya hanya bisa menghasilkan getah karet sebanyak 400 kg/bulan.
"Walaupun harga seperti itu, dengan kerluarga memiliki satu anak masih belum bisa memenuhi kehidupan yang layak," katanya.
Saya berharap ada kenaikan harga getah karet di tahun 2018 ini, mampu memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga sehari-hari demikian Pehanu.