Pemuda keterbelakangan mental ditemukan tewas gantung diri [VIDEO]

id tewas gantung diri,pemuda keterbelakangan mental tewas,Wakapolres Palangka Raya Kompol Bronto Budiono

Pemuda keterbelakangan mental ditemukan tewas gantung diri [VIDEO]

Sejumlah anggota polres Palangka Raya saat mendatangi lokasi salah seorang pemuda gantung diri di Jalan Karanggan XXI Kecamatan Pahandaut, Kelurahan Tanjung Pinang, Kamis (8/2/18). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Seorang pemuda keterbelakangan mental bernama Dwi Hengki Prasetyo (21) warga Jalan Karanggan XXIII, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon yang berada di Jalan Karanggan XXI.  

"Sekitar pukul 08.00 Wib warga atas nama Gandung Yono (41) yang tinggal di Jalan Karanggan XXII pertama kali melihat jasad Dwi Hengki Prasetyo sudah dalam keadaan tergantung di pohon dengan seutas tali tambang plastik. Ketika itu ia hendak menuju ke kebun miliknya di dekat TKP," kata Wakapolres Palangka Raya Kompol Bronto Budiono, Kamis.

Anggota Polres Palangka Raya dan Polsek Pahandut yang terjun langsung ke lokasi kejadian, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Olah TKP dilakukan tidak lain untuk mengetahui apakah adanya tindak unsur pidana pembunuhan.

"Setelah dilakukan olah TKP di lokasi kejadian, kita tidak ada menemukan tanda-tanda ke kerasan di bagian tubuhnya. Namun biasanya kalau kita lihat ciri-ciri orang gantung diri salah satunya adalah lidah menjulur, sama seperti korban yang ada ini," ucap Bronto.

Sedangkan berdasarkan pengakuan Siswanto (48) ayah tiri korban menjelaskan, bahwa anak tirinya itu keluar rumah sejak hari Rabu (7/2/18) siang sekitar pukul 11.00 Wib. Bahkan pada malam harinya pihak keluarga sempat mencari korban, namun tidak membuahkan hasil.

"Pada hari ini kami mendapat kabar bahwa Dwi Hengki Prasetyo meninggal gantung diri ditemukan oleh pak Gandung Yono. Setelah kami periksa benar dan wrga juga langsung melaporkan kejadian ini ke pihak aparat yang berwajib," kata Siswanto.

Dia menegaskan, bahwasanya anaknya itu memang memiliki keterbelakangan mental sejak dirinya datang dari Jepara, Jawa Tengah . Ia juga sering berbicara sendiri bahkan menyendiri dan duduk-duduk di sebuah pondok yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

"Dia (korban) baru 10 hari datang dari Jepara. Selama ini tidak ada ribut serta permasalahan keluarga," katanya.

Atas kejadian ini jasad korban saat hendak dilakukan otopsi, pihak keluarga menolak dan menganggap permasalahan ini murni karena kasus gantung diri dan bukan dibunuh.