Kalteng status siaga darurat karhutla? Ini penjelasan BNPB

id BNPB, karhutla, sutopo purwo nugroho

Kalteng status siaga darurat karhutla? Ini penjelasan BNPB

Lokasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Jalan Mahir Mahar lingkar luar, Selasa (20/2/18). (Foto Polres Palangka Raya)

Jakarta (Antaranews Kalteng) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan empat provinsi telah memberlakukan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan.

"Empat provinsi yang sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan adalah Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah," kata Sutopo melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.

Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan sejak 1 Januari 2018 hingga 30 Oktober 2018, Riau (19 Februari 2018 hingga 21 Mei 2018), Kalimantan Barat (1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2018 dan Kalimantan Tengah (20 Februari 2018 hingga 21 Mei 2018).

Gubernur empat provinsi itu menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan berdasarkan pertimbangan telah ditetapkannya beberapa kabupaten/kota di wilayahnya yang menetapkan status yang sama.

"Selain itu, ada peningkatan jumlah titik panas dan menpertimbangan masukan dari badan penanggulangan bencana daerah serta pengalaman penanganan sebelumnya," tuturnya.

Sutopo mengatakan pemberlakuan siaga darurat akan memudahkan penanganan kebakaran hutan dan lahan baik untuk pengerahan petugas, komando, logistik, anggaran dan dukungan dari pemerintah pusat.

"Status siaga darurat akan mempermudah koordinasi jalur komando," ujarnya.

Ancaman kebakaran hutan dan lahan meningkat seiring cuaca kering di beberapa daerah yang kerap menghadapi kejadian tersebut.

Daerah-daerah yang berada di sekitar garis khatulistiwa memasuki musim kemarau periode pertama, seperti Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah yang memiliki pola hujan ekuatorial.

Sementara itu disebutkannya, jumlah titik panas yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan semakin meningkat.

"Dalam satu minggu terakhir, titik panas di Kalimantan Barat banyak ditemukan. Kota Pontianak bahkan diselimuti asap akibat kebakaran hutan dan lahan," kata Sutopo.

Menurut pantauan selama 24 jam dari Satelit Aqua, Terra dan SNNP pada katalog modis Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) pada Rabu, terdapat 90 titik panas dengan kategori sedang (30 persen hingga 79 persen) dan tinggi (lebih dari sama dengan 80 persen) di Indonesia.

Terdapat 78 titik panas kategori sedang dengan rincian di Papua Barat (dua titik), Kalimantan Barat (23 titik), Kepulaua Riau (empat titik), Kalimantan Tengah (12 titik), Jawa Barat (14 titik), Jawa Timur (dua titik), dan Jawa Tengah (tiga titik).

Kemudian, Papua (empat titik), Maluku (dua titik), Kepulauan Bangka Belitung (satu titik), Riau (sembilan titik), Maluku Utara (satu titik, dan Sumatera Selatan (satu titik).

Sedangkan kategori tinggi yaitu benar-benar sedang terbakar terdapat 12 titik panas yang tersebar di Kalimantan Barat (lima titik), Kepulauan Riau (dua titik), Kalimantan Tengah (tiga titik), Kepulauan Bangka Belitung (satu titik), dan Riau (satu titik).