Produksi padi Seruyan turun karena hal ini

id DKPP Seruyan, Sugian Noor,Produksi padi Seruyan turun

Produksi padi Seruyan turun karena hal ini

Kepala DKPP Seruyan Sugian Noor. (Foto Antara Kalteng/Fahrian Adriannoor)

Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Realisasi produksi padi di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah tahun 2017 sebesar 18.382 ton atau turun 4.714 ton dibandingkan tahun 2016 sebanyak 23.096 ton.

"Salah satu penyebab turun produksi padi Seruyan karena adanya larangan membakar lahan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan, Sugian Noor, di Kuala Pembuang, Kamis.

Ia mengatakan, penurunan produksi yang cukup signifikan terjadi untuk padi ladang yang berasal dari empat kecamatan, yakni Kecamatan Seruyan Tengah, Batu Ampar, Seruyan Hulu, dan Kecamatan Suling Tambun.

Berdasarkan realisasi produksi padi yang berhasil sesuai data DKPP, produksi padi Seruyan Tengah pada 2016 sebanyak 4.461 ton, namun 2017 turun menjadi 1.273 ton, dan produksi padi Batu Ampar sebelumnya 1.568 ton turun menjadi 470 ton.

"Kemudian, Seruyan Hulu yang sebelumnya merealisasikan produksi padi sebanyak 6.281 ton turun pada 2017 menjadi 1.345 ton, Suling Tambun yang sebelumnya produksi padi mencapai 3.718 ton turun jadi 1.248 ton," katanya.

Ia menambahkan, selain realisasi produksi, luas tanam 2017 di Seruyan juga menurun dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 8.681 hektare turun jadi 5.708 hektare.

"Penurunan luas tanam ini juga berdampak pada penurunan luas panen 2017, dari sebelumnya 8.206 hektare menjadi 5.126 hektare," katanya pula.

Namun, DKPP optimistis produksi padi di kabupaten berjuluk "Bumi Gawi Hatantiring" pada 2018 ini akan mengalami peningkatan, karena DKPP telah mengupayakan pinjam pakai excavator milik Pemerintah Provinsi Kalteng untuk membantu petani membuka lahan tanpa bakar.

"Permohonan bantuan ini juga direspons baik oleh penjabat bupati Seruyan, dan mudah-mudahan bisa direalisasikan," katanya pula.

Selain itu, DKPP juga sudah menjalankan program optimalisasi lahan pertanian melalui cabut tunggul yang sudah terealisasi seluas 20 hektare pada lahan Kelompok Tani Itah Pandohop di Desa Tumbang Manjul, Kecamatan Seruyan Hulu.

"Ini juga sebagai salah satu solusi bagi petani ladang yang kesulitan membuka lahan karena adanya larangan membakar lahan. Harapannya ke depan realisasi produksi, luas tanam, dan luas panen dapat terus meningkat," kata dia lagi.