Sampit (Antaranews Kalteng) - Otoritas Bandara H Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, berharap bisa melakukan pembenahan pagar sekeliling bandara karena kondisinya saat ini belum memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah.
"Pagar yang ada ini tingginya sekitar 150 cm padahal untuk sesuai standar yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perhubungan itu membutuhkan tinggi pagar sekitar 240 cm," kata Kepala Bandara H Asan Sampit, Zuber, di Sampit, Kamis.
Bandara H Asan Sampit terletak di Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang dengan posisi ujung landasan mengarah ke Sungai Mentaya. Bandara ini kini dikelilingi permukiman penduduk.
Selain tinggi pagar yang belum memenuhi standar, saat ini juga masih ada pagar yang bolong sehingga rawan gangguan. Untuk mencegah terjadinya hal tidak diinginkan, pihak bandara memperketat pengamanan, terlebih ketika ada pesawat yang hendak terbang maupun mendarat.
Pagar yang belum memenuhi standar itu menjadi salah satu kendala bagi bandara ini untuk beroperasi pada malam hari. Pertimbangannya adalah kerawanan dari sisi keamanan.
Bandara H Asan Sampit juga belum memiliki perangkat ILS atau "instrument landing system" untuk memudahkan pendaratan pada malam hari. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi kendala yang masih dihadapi.
"Saat ini penerbangan malam kecuali ada permintaan ketika ada keterlambatan. Penerbangan terakhir pukul 17.00 WIB, tapi terkadang ada insidentil sampai pukul 19.00 WIB. Tapi dengan kondisi saat ini, operasional pada malam hari belum terlalu mendesak," tambah Zuber.
Masalah lain yang menjadi perhatian adalah seringnya warga nongkrong di area jalan perkampungan dekat ujung landasan. Sering warga malah sengaja menyaksikan pesawat hendak mendarat maupun lepas landas karena dianggap menjadi pemandangan menarik, padahal sangat berbahaya.
Petugas keamanan bandara bersama Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Perhubungan sudah sering mengingatkan warga. Bahkan Zuber pun mengaku sudah berkali-kali ikut langsung turun ke lokasi mengingatkan warga, namun tetap saja banyak yang tidak menghiraukannya.
Zuber berharap rencana pemerintah daerah membantu pembebasan lahan bisa terwujud. Dengan begitu landasan bisa digeser ke depan sehingga ujung landasan tidak lagi terlalu dekat dengan jalan perkampungan warga di pinggir sungai.
Menurut Zuber, Bandara H Asan Sampit sangat membutuhkan pengembangan karena kebutuhan meningkat. Saat ini ada sembilan penerbangan setiap harinya dengan jumlah penumpang mencapai 1.200 orang.