Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ariantho S Muller meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat bekerja keras mensosialisasikan penggunaan hak pilih pada Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
"Partisipasi pada Pilkada Bartim 2018 mencapai 75 persen dari jumlah pemilih sebanyak 75.058 jiwa. Untuk itu diharapkan KPU Bartim bisa bekerja keras mendongkrak angka partisipasi pemilih pada Pileg dan Pilpres nanti," kata Ariantho di Tamiang Layang, Jum'at.
Menurut politisi PKPI itu, kerja keras dimaksud yakni mensosialisasikan cara melindungi hak pilih dan penggunaan hak pilih serta mengajak pemilih menjadi pemilih yang cerdas dan berkualitas pada Pileg dan Pilpres nanti.
"Tujuan diadakannya Pileg dan Pilres adalah menjaring calon legislator maupun Presiden dan Wakil Presiden yang bisa amanah dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya nanti jika terpilih," kata dia.
Warga yang antipati terhadap pesta demokrasi lima tahunan itu dianggap tidak peduli pembangunan. Namun, permasalahan kerap muncul ketika terjadi permasalahan dalam pembangunan dan kemudian akan menyalahkan jajaran legislator atau Kepala Daerah bahkan Negara.
Menurut Ariantho, secara kelembagaan DPRD Bartim telah mengapresiasi upaya yang telah dilakukan KPU Bartim dalam mensosilisasikan penggunaan hak pilih dalam proses pileg dan Pilpres hingga saat ini.
Penggiat musik dan film itu juga meminta suksesi Pileg dan Pilpres dimobilisasi oleh masing-masing Partai Politik guna mensukseskan peningkatan partsipasi pemilih.
"Dukungan semua pihak sangat diperlukan pula demi meningkatkan partisipasi pemilu," kata Ariantho.
Menurutnya, wajar jika partai mendiring masyarakat untuk aktif dalam Pileg dan Pilres karena Pileg dan Pilpres adalah memilih wakil rakyat dan kepala negara terbaik yang diusung oleh partai politik.
"Pastilah yang dipilih partai politik meruoakan yang terbaik untuk masyarakat, tinggal masyarakat yang memilih dari yang baik untuk yang terbaik bagi masyarakat itu sendiri," demikian Ariantho.
