Delapan desa di Kotim tahun ini dialiri listrik PLN

id Delapan desa di Kotim tahun ini dialiri listrik PLN,PLN,Sampit,Adman,Listrik Desa,Wakil Bupati ,Taufiq Mukri

Delapan desa di Kotim tahun ini dialiri listrik PLN

Manager PT PLN ULP Sampit, Adman. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Sebanyak delapan desa di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, tahun ini akan terhubung jaringan listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sehingga diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

"Ada delapan desa, yang sudah siap ada empat desa. Mudah-mudahan dalam semester ini sudah bisa terlaksana," kata Manager PT PLN ULP Sampit, Adman di Sampit, Sabtu.

Adman menyebutkan, delapan desa yang akan dibangun jaringan listriknya itu adalah Desa Luwuk Kowan dan Tumbang Boloi Kecamatan Telaga Antang, Bajarau Kecamatan Parenggean, Serambut dan Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut, Tanah Putih Kecamatan Telawang, serta Tumbang Tilap dan Tumbang Kaminting Kecamatan Bukit Santuai.

Dari 168 desa yang tersebar di 17 kecamatan di Kotawaringin Timur, sekitar 70 persen sudah tersambung jaringan listrik PLN, sedangkan sisanya ditargetkan tuntas 100 persen paling lambat tahun 2021 mendatang.

Adman menegaskan, pasokan daya listrik untuk Kotawaringin Timur sudah sangat mencukupi karena kelistrikan di kabupaten ini disuplai dari sistem Barito. Bahkan dalam waktu dekat akan dioperasikan dua unit pembangkit di Simpang Talaken yang berkapasitas 2 x 100 MW.

Jika pun terjadi pemadaman, Adman menegaskan hal itu bukan karena kurangnya daya, tetapi akibat gangguan terbuka yaitu pada jaringan. Penanganannya pun diupayakan secepatnya agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

Kendala yang dihadapi untuk membangun jaringan listrik ke pelosok desa saat ini adalah sulitnya geografis dan infrastruktur yang kurang memadai. Seperti pembangunan jaringan ke Desa Serambut dan Satiruk, petugas cukup kesulitan untuk memobilisasi material karena desa di pinggir laut itu belum terhubung jalan darat dari pusat Kota Sampit.

Ada pula rencana pembangunan jaringan listrik desa yang harus melintasi lahan perkebunan kelapa sawit. Akibatnya, memerlukan proses yang tidak singkat sehingga cukup memengaruhi percepatan kelistrikan di daerah ini.

"Itu yang kami harus berkoordinasi dengan perusahaan sawit. Kami perlu pendekatan dan berkoordinasi makanya kami minta dukungan kepada pemerintah daerah untuk kemudahan dalam hal ini," sambung Adman.

Permohonan pembangunan jaringan listrik desa bisa diusulkan oleh masyarakat secara kolektif yang diketahui kepala desa dan camat, kemudian diajukan ke PT PLN ULP Sampit. Selanjutnya dilakukan survei, kemudian hasilnya diusulkan ke Kanwil PLN Kalselteng.

Penggunaan listrik di Kotawaringin Timur saat ini cukup tinggi dengan beban puncak saat malam hari yang sudah mencapai 48 MW. Namun Adman memastikan daya masih tersedia, bahkan saat ini PLN sudah melayani beberapa perusahaan yang kebutuhan dayanya melebihi 1 MW.

Wakil Bupati Kotawaringin Timur HM Taufiq Mukri mengatakan, saat ini masih cukup banyak desa yang belum teraliri listrik. Hingga awal 2018 lalu tercatat masih ada 54 desa yang belum teraliri listrik PLN sehingga solusinya adalah menggunakan perangkat listrik bertenaga surya atau solar cell.

Taufiq meminta dukungan semua pihak, termasuk perkebunan kelapa sawit agar pembangunan jaringan listrik PLN ke desa-desa bisa ditingkatkan. Listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dapat menunjang aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan ekonomi.