Palangka Raya (ANTARA) - Tim Penanggulangan Inflasi Daerah Kalimantan Tengah memperkirakan musim kampanye pemilihan umum tahun 2019, berpotensi memberikan dampak terhadap peningkatan tekanan harga untuk sejumlah bahan pokok selama bulan Maret.
Tingginya curah hujan juga berpotensi mengganggu proses panen tabama, terutama disentra produksi nasional yang dapat berdampak pada kenaikan harga di provinsi ini, kata Wakil Ketua Harian TPID Kalteng Setian saat press rilis di Palangka Raya, Senin.
"Mengantisipasi agar hal tersebut tidak terjadi, kami telah mempersiapkan berbagai strategi. Mulai dari rutin memantau harga-harga di pasar, menjaga ketersedian stok dan kelancaran distribusi komoditas yang didatangkan dari daerah lain," beber dia.
Selain itu, lanjut dia, meningkatkan kualitas atas pemanfaatan kandang penyangga, kolam penyangga, dan pasar penyeimbang untuk menjaga kestabilan harga, serta program supplu chain daging ayam segar beku.
Setian yang juga Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Kalteng itu mengatakan, stok ikan nila dan patin di kolan penyangga milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalteng.
"Saat ini ikan tersebut dalam masa pembasaran dan diperkirakan panen pada Maret dan April 2019. Kondisi cuaca dengan curah hujan yang tinggi mendukung proses budidaya." ucapnya.
Berdasarkan data Bulog Divren Kalteng per 1 Maret 2019 persediaan beras, gula pasir, daging kerbau, minyak goreng dan tepung terigu dalam kondisi cukup memadai. Stok daging ayam segar beku pun akan dilakukan penambahan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan di kemudian hari.
Dia mengatakan Dinas Perindustrian Kalteng juga memperkirakan harga cabai akan mengalami penurunan pada Maret 2019 karena adanya panen di sentra produksi nasional, dan harga, komoditas bawang merah terpantau stabil dan terkendali.
"Jadi, sekalipun harga-harga diperkirakan mengalami peningkatan tekanan, kami telah mempersiapkan berbagai upaya untuk mengantisipasinya," demikian Setian.