Upaya pelestarian bentang alam Rungan di Kalteng

id Borneo Nature Foundation,BNF,bentang alam Rungan,palangka raya,gunung mas,pulang pisau,orangutan,Juliarta Bramansa Ottay,KLHK,FORINA,World Conservatio

Upaya pelestarian bentang alam Rungan di Kalteng

Sekretaris Daerah Kalteng, Fahrizal Fitri (kanan) menyerahkan plakat penghargaan kegiatan kepada peserta sosialisasi BNF tentang Program Rungan, Palangka Raya, Selasa, (5/3/2019). (Foto Antara Kalteng/Muhammad Arif Hidayat)

Rungan merupakan salah satu area penting bagi orangutan dan belum banyak dikelola untuk konservasinya
Kalimantan Tengah (ANTARA) - Borneo Nature Foundation (BNF) berupaya untuk melestarikan bentang alam Rungan yang berada di Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Pulang Pisau Kalimantan Tengah, sebagai wadah bagi konservasi orangutan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat.

"Rungan merupakan salah satu area penting bagi orangutan dan belum banyak dikelola untuk konservasinya," kata Ketua Yayasan BNF, Juliarta Bramansa Ottay usai pembukaan sosialisasi BNF tentang program Rungan di Palangka Raya, Selasa.

Pada penilaian kelayakan habitat dan populasi orangutan tahun 2016 yang dilaksanakan KLHK dan FORINA, lanskap Rungan berada pada urutan ke-4 prioritas konservasi orangutan, dengan proyeksi meta-populasi sebanyak 2.260 orangutan.

Hutan Rungan adalah salah satu lokasi populasi orangutan terbesar di dunia yang berada di wilayah yang tidak dilindungi serta memiliki rencana alih lahan hutan. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan dan penjelasan terhadap sebaran dan kelimpahan spesies penting Kalimantan yakni orangutan.

"Makanya kami melakukan survei lanskap di hutan sungai Rungan. Pada tahun 2017-2018 kami sudah menemukan secara ilmiah area dengan nilai konservasi tinggi dan stok karbon tinggi serta memastikan pelibatan masyarakat untuk tujuan-tujuan tersebut," paparnya.

Hal itu memungkinkan pihaknya untuk merekomendasikan langkah-langkah pembangunan berkelanjutan, demi melindungi keanekaragaman hayati utama. Selain itu juga sebagai upaya pencegahan, terhadap upaya perusakan warisan alam Kalimantan yang luar biasa tersebut.

Juliarta menjelaskan, pada survei yang pihaknya lakukan tahun 2017-2018 itu, terungkap keragaman satwa liar yang tinggi, termasuk temuan sejumlah spesies langka dan terancam keberadaannya.

Melalui pengamatan kamera jebakan dan survei fauna, pihaknya telah mendokumentasikan sebanyak 34 spesies mamalia, 108 spesies pohon, 118 spesies burung, 20 spesies reptil dan amfibi serta 20 spesies ikan.

World Conservation Union mengklasifikasikan 2 dari spesies tersebut kondisinya sangat terancam punah, yaitu orangutan Kalimantan dan ibis berbahu putih. Sementara 4 lainnya berstatus terancam punah dan 16 berstatus rentan.

"Berarti mereka semua menghadapi ancaman kepunahan yang tinggi di masa mendatang. Karenanya bentang sungai Rungan sangat penting untuk dilestarikan," tegas Juliarta.

Melalui kegiatan sosialisasi tentang program Rungan ini, diharapkan adanya diskusi serta saran dan masukan yang pihaknya terima, sebagai bahan untuk penyusunan program bersama yang bisa terlaksana dengan baik kedepannya.

Sekretaris Daerah Kalteng, Fahrizal Fitri mengatakan pemerintah provinsi memberi dukungan penuh kepada BNF agar program Rungan bisa berjalan dengan baik dan terlaksana secara optimal.

"Tantangan terbesar yang dihadapi dalam pelaksanaannya, yakni intervensi atau upaya dari sejumlah pihak untuk mengganggu jalannya kegiatan ini," jelasnya.

Jika mendapati kondisi tersebut, pihaknya meminta BNF segera mengoordinasikannya bersama Dinas Kehutanan Kalteng, sebagai upaya perlindungan dari ancaman masyarakat luar, misalnya upaya konversi ataupun ilegal logging.