Sangat berpeluang meraih minimal satu kursi DPR RI setelah melihat gerakan pengurus bersama para kader dan calon legislatif yang ada di Provinsi Kalteng, kata Juru Bicara PSI Dedek Prayudi usai kampanye dialogis di GPU Tambun Bungai Kota Palangka Raya, Senin malam.
"Kami terus bergerak dari pintu ke pintu, membangun emosional dan berbicara dari hati ke hati kepada masyarakat kenapa PSI berbeda dengan parpol lainnya. Jadi, kami optimis mampu meraih setidaknya satu kursi DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Kalteng," tambahnya.
Mengenai ada kesan bahwa PSI menjelek-jelekkan parpol lama, pria yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) calon Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin itu menegaskan bahwa hal itu sama sekali tidak benar.
Dia mengatakan bahwa hadir dan apa yang disampaikan PSI untuk mengoreksi atas kegagalan parpol lama membangun iklim politik bersih dari korupsi maupun identitas. Untuk itulah PSI hadir, dan masyarakat harus paham persoalan tersebut.
"Jadi, ketika kader-kader PSI nantinya yang duduk atau terpilih menjadi anggota DPR RI, DPRD Provinsi maupun kabupaten/kota, harus benar-benar memahami persoalan-persoalan di masyarakat. Pemahaman itu pun harus semikro atau sekecil mungkin," kata Dedek.
Di tempat yang sama, Ketua PSI Kalteng Rano Rahman mengaku, pihaknya terus menerus menyampaikan kepada masyarakat terkait program-program yang akan dilakukan apabila diberikan kepercayaan menjadi wakil rakyat di DPR RI, DPRD provinsi maupun kabupaten/kota.
Dia mengatakan PSI dalam menyampaikan program-program tersebut berupaya meninggalkan cara-cara lama, dan lebih mengedepankan dialogis ataupun saling tanya-jawab dan mengisi satu dengan lainnya.
"Salah satu program PSI memang sama-sama pintar. Itulah kenapa dalam setiap kampanye, kami selalu membuka ruang untuk tanya jawab terhadap para kader maupun masyarakat secara luas. Kami ingin membuktikan bahwa PSI berbeda dengan parpol-parpol lainnya," demikian Rano.
Kampanye dialogis yang dilaksanakan PSI di GPU Tambun Bungai Kota Palangka Raya diikuti sekitar 600 kader. Kampanye itu pun terlaksana berkat dukungan dan bantuan banyak pihak yang menginginkan adanya perubahan di Indonesia, khususnya parpol.
