Bawang dan beras penyumbang inflasi Kalteng selama April 2019
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat indeks harga konsumen di Provinsi Kalimantan Tengah selama bulan April 2019 mengalami deflasi 0,44 persen, yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender 0,66 persen dan inflasi tahun ke tahun 3,86 persen.
Inflasi 0,44 persen itu gabungan dari Kota Palangka Raya yang mengalami inflasi 0,32 persen dan Sampit 0,66 persen, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri saat press rilis di Palangka Raya, Kamis.
"Pengaruh komponen harga bergejolak atau volatile food, sangat tinggi sebagai pendorong terjadinya inflasi di Palangka Raya yakni 0,26 dan Sampit 0,40 persen," tambahnya.
Sementara untuk komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Palangka Raya terdiri dari Bawang Merah sekitar 0,12 persen, Beras 0,10 persen, Bawang putih 0,08 persen, angkutan udara 0,08 persen, dan kontrak Rumah 0,03 persen.
Baca juga: Frekuensi penerbangan di Kalteng terus mengalami penurunan
Yomin mengatakan untuk di Kota Sampit, komoditas utama penyumbang inflasi berasal dari Bawang Merah 0,16 persen, bawang putih 0,09 persen, angkutan udara 0,08 persen, ikan layang 0,08 persen, dan obat dengan resep 0,05 persen.
"Kami menyarankan beberapa komoditas penyumbang inflasi itu mendapat perhatian dari pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Jangan sampai terjadi lagi di Mei 2019," ucapnya.
Dikatakan, selama tiga bulah terakhir harga berbagai komoditas di pasar eceran Kota Palangka Raya dan Sampit masih berfluktuasi. Inflasi di Palangka Raya yang menurun secara konsisten dari Desember 2018 hingga Maret 2019, mengalami penguatan kembali di April 2019.
Begitu pula inflasi di Kota Sampit, yang sedikit menguat selama Maret 2019 pun kembali terjadi di April 2019. Namun demikian, naiknya harga sebagian besar komoditas di pasar eceran masih akan terjadi menjelang bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri.
"Itu perkembangan Indek Harga Konsumen (IHK) selama bulan April 2019 di dua kota di Provinsi Kalteng yang berhasil kami catat," demikian Yomin.
Baca juga: Kenaikan kunjungan kapal laut di Kalteng tak menambah jumlah penumpang
Inflasi 0,44 persen itu gabungan dari Kota Palangka Raya yang mengalami inflasi 0,32 persen dan Sampit 0,66 persen, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri saat press rilis di Palangka Raya, Kamis.
"Pengaruh komponen harga bergejolak atau volatile food, sangat tinggi sebagai pendorong terjadinya inflasi di Palangka Raya yakni 0,26 dan Sampit 0,40 persen," tambahnya.
Sementara untuk komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Palangka Raya terdiri dari Bawang Merah sekitar 0,12 persen, Beras 0,10 persen, Bawang putih 0,08 persen, angkutan udara 0,08 persen, dan kontrak Rumah 0,03 persen.
Baca juga: Frekuensi penerbangan di Kalteng terus mengalami penurunan
Yomin mengatakan untuk di Kota Sampit, komoditas utama penyumbang inflasi berasal dari Bawang Merah 0,16 persen, bawang putih 0,09 persen, angkutan udara 0,08 persen, ikan layang 0,08 persen, dan obat dengan resep 0,05 persen.
"Kami menyarankan beberapa komoditas penyumbang inflasi itu mendapat perhatian dari pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Jangan sampai terjadi lagi di Mei 2019," ucapnya.
Dikatakan, selama tiga bulah terakhir harga berbagai komoditas di pasar eceran Kota Palangka Raya dan Sampit masih berfluktuasi. Inflasi di Palangka Raya yang menurun secara konsisten dari Desember 2018 hingga Maret 2019, mengalami penguatan kembali di April 2019.
Begitu pula inflasi di Kota Sampit, yang sedikit menguat selama Maret 2019 pun kembali terjadi di April 2019. Namun demikian, naiknya harga sebagian besar komoditas di pasar eceran masih akan terjadi menjelang bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri.
"Itu perkembangan Indek Harga Konsumen (IHK) selama bulan April 2019 di dua kota di Provinsi Kalteng yang berhasil kami catat," demikian Yomin.
Baca juga: Kenaikan kunjungan kapal laut di Kalteng tak menambah jumlah penumpang