Banjir rendam dua kelurahan dan satu desa di Kecamatan Kumai

id pemkab kobar,pemerintah kabupaten kotawaringin barat,pangkalan bun,kumai,banjir,sungai jayau meluap,curah hujan tinggi,desa pasir panjang,kelurahan ku

Banjir rendam dua kelurahan dan satu desa di Kecamatan Kumai

Tampak anak-anak sedang bermain dan mandi di lokasi banjir Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kamis, (13/6/2019). (Foto Antara Kalteng/Koko Sulistyo)

Pangkalan Bun (ANTARA) - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada Rabu (12/6) sore, menyebabkan Sungai Jayau yang membelah Kelurahan Kumai Hilir dan Desa Sungai Kapitan meluap dan menggenangi puluhan rumah warga.

Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan hingga Kamis (13/6), ada sekitar 70 kepala keluarga yang terdampak banjir, terdiri dari 30 kepala keluarga di RT 15 Kelurahan Kumai Hilir, 20 kepala keluarga di Kelurahan Candi serta 20 kepala keluarga di RT 02 Desa Sungai Kapitan.

"Saat ini yang mendapat perhatian lebih adalah Kelurahan Kumai Hilir dan Desa Sungai Kapitan sebab cukup banyak area yang mengalami banjir, sedangkan Kelurahan Candi hanya sebagian kecil saja di sekitar jalan turunan," Kata Kasi Trantib Kelurahan Kumai Hilir Doddy Iskandar di Pangkalan Bun.

Ia mengungkapkan banjir di Kelurahan Kumai Hilir maupun Desa Sungai Kapitan merupakan yang pertama terjadi, padahal warga sudah menempati rumah mereka di bantaran Sungai Jayau sejak dulu.

Hingga saat ini warga setempat tidak mau direlokasi, mereka berpendapat banjir yang terjadi tidak akan berlangsung lama dan tidak membahayakan. Walau begitu, sudah ada dua keluarga yang membuat panggung (para-para) di dalam rumah mereka, untuk tidur dan menaruh barang.

"Juga ada warga yang sakit namun tetap bersikeras tinggal di rumah mereka. Mereka lebih memilih bertahan dan tetap tinggal di rumah," jelasnya.

Warga RT 02, Desa Sungai Kapitan Sabri mengatakan, ia telah menempati rumahnya sejak puluhan tahun lalu dan tidak pernah ada banjir melanda. Banjir yang terjadi mengakibatkan kerugian secara materiil, lantaran sejumlah warung yang berada di lokasi banjir tidak bisa dibuka dan berjualan.

Menurutnya sebelum banjir, terjadi hujan deras di Desa Pasir Panjang dan wilayah Kumai, kemudian tiba-tiba air langsung meninggi hingga hampir satu meter. Warga yang paling terdampak banjir adalah mereka yang tinggal di kawasan bantaran Sungai Jayau.

"Saya sejak puluhan tahun tinggal di daerah ini dan baru kali ini banjir terjadi. Saya juga bingung, padahal Sungai Jayau ini muaranya ke Sungai Kumai, harusnya air lancar mengalir, jadi mungkin banjir ini kiriman dari wilayah yang lebih tinggi," pungkasnya.