Teras Narang dorong gerakan Dayak Layak Terang
Palangka Raya (ANTARA) - Mantan Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015 Agustin Teras Narang mendorong Napak Tilas dan Seminar memperingati 125 tahun perjanjian Tumbang Anoi, yang dilaksanakan dari tanggal 22-25 di Desa Tumbang Anoi, Kabupaten Gunung Mas menjadi langkah awal gerakan Dayak Layak Terang.
Gerakan itu bertujuan menghadapi dinamika zaman dan tantangan masyarakat Suku Dayak, termasuk merespon rencana pembangunan Ibu Kota Pemerintahan Negara Indonesia yang rencananya berada di Pulau Kalimantan, kata Teras Narang di Kuala Kurun, Selasa.
"Dayak Layak Terang juga tentang pentingnya masyarakat Dayak memperjuangkan kehidupan yang layak bagi kepentingan individu dan komunitasnya. Kehidupannya pun ditopang lestarinya nilai-nilai luhur kebudayaan, alam serta ruang tumbuh dalam dinamika zaman," tambahnya.
Baca juga: Warga Nunukan tempuh ribuan kilometer demi hadiri Napak Tilas Tumbang Anoi
Calon Anggota DPD RI terpilih periode 2019-2024 itu menganggap gerakan Dayak Layak Terang penting didorong dalam momentum peringatan 125 tahun perjanjian Tumbang Anoi. Dia pun mempersiapkan makalah terkait gerakan tersebut untuk dipaparkan dalam seminar yang merupakan rangkaian peringatan perjanjian Tumbang Anoi tersebut.
Teras Narang mengaku makalah itu juga tindak lanjut dari permintaan panitia pelaksana peringata tersebut sejak jauh-jauh hari, agar dirinya menjadi salah seorang narasumber dalam seminar. Namun sangat disayangkan, makalah tersebut tidak bisa dipaparkan karena perubahan tempat seminar yang sangat mendadak disampaikan panitia kepada dirinya.
Baca juga: Kalteng siap jadi Ibu Kota Pemerintahan Indonesia, kata Teras Narang
"Awalnya seminar dilaksanakan di Kuala Kurun, lalu dipindah ke Tumbang Anoi. Masalahnya, saya diberi tahu ada perpindahan tempat seminar, Senin (22/7) malam. Padahal posisi saya masih berada di Palangka Raya," beber dia.
Waktu tempuh dari Kota Palangka Raya ke Desa Tumbang Anoi, Kabupaten Gunung Mas sekitar 6 jam dengan kondisi jalan tidak sepenuhnya baik, berbelok-belok, dan naik turun layaknya bukit. Sedangkan dari Kota Palangka Raya ke Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas sekitar 2,5 jam.
Mantan anggota DPR RI periode 1999-2004 dan 2004-2005 itu mengatakan sudah berupaya untuk datang ke lokasi seminar, namun melihat waktu dan jarak tempuh yang masih cukup jauh dan waktu untuk memberikan materi, dengan terpaksa harus kembali lagi ke Palangka Raya.
"Saya sampai di Kuala Kurun sekitar pukul 10.00 wib. Dari kuala Kurun ke Desa Tumbang Anoi membutuhkan waktu sekitar tiga jam lagi. Sedangkan saya menjadi pembicara pukul 10.30 wib. Jadi, sudah tidak mungkin lagi saya ke sana. Saya memilih kembali lagi ke Palangka Raya," demikian Teras Narang.
Baca juga: Wagub yakin Teras Narang optimal perjuangkan Kalteng di DPD RI
Baca juga: Teras Narang menang di 13 kabupaten/kota, ini calon DPD RI terpilih
Gerakan itu bertujuan menghadapi dinamika zaman dan tantangan masyarakat Suku Dayak, termasuk merespon rencana pembangunan Ibu Kota Pemerintahan Negara Indonesia yang rencananya berada di Pulau Kalimantan, kata Teras Narang di Kuala Kurun, Selasa.
"Dayak Layak Terang juga tentang pentingnya masyarakat Dayak memperjuangkan kehidupan yang layak bagi kepentingan individu dan komunitasnya. Kehidupannya pun ditopang lestarinya nilai-nilai luhur kebudayaan, alam serta ruang tumbuh dalam dinamika zaman," tambahnya.
Baca juga: Warga Nunukan tempuh ribuan kilometer demi hadiri Napak Tilas Tumbang Anoi
Calon Anggota DPD RI terpilih periode 2019-2024 itu menganggap gerakan Dayak Layak Terang penting didorong dalam momentum peringatan 125 tahun perjanjian Tumbang Anoi. Dia pun mempersiapkan makalah terkait gerakan tersebut untuk dipaparkan dalam seminar yang merupakan rangkaian peringatan perjanjian Tumbang Anoi tersebut.
Teras Narang mengaku makalah itu juga tindak lanjut dari permintaan panitia pelaksana peringata tersebut sejak jauh-jauh hari, agar dirinya menjadi salah seorang narasumber dalam seminar. Namun sangat disayangkan, makalah tersebut tidak bisa dipaparkan karena perubahan tempat seminar yang sangat mendadak disampaikan panitia kepada dirinya.
Baca juga: Kalteng siap jadi Ibu Kota Pemerintahan Indonesia, kata Teras Narang
"Awalnya seminar dilaksanakan di Kuala Kurun, lalu dipindah ke Tumbang Anoi. Masalahnya, saya diberi tahu ada perpindahan tempat seminar, Senin (22/7) malam. Padahal posisi saya masih berada di Palangka Raya," beber dia.
Waktu tempuh dari Kota Palangka Raya ke Desa Tumbang Anoi, Kabupaten Gunung Mas sekitar 6 jam dengan kondisi jalan tidak sepenuhnya baik, berbelok-belok, dan naik turun layaknya bukit. Sedangkan dari Kota Palangka Raya ke Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas sekitar 2,5 jam.
Mantan anggota DPR RI periode 1999-2004 dan 2004-2005 itu mengatakan sudah berupaya untuk datang ke lokasi seminar, namun melihat waktu dan jarak tempuh yang masih cukup jauh dan waktu untuk memberikan materi, dengan terpaksa harus kembali lagi ke Palangka Raya.
"Saya sampai di Kuala Kurun sekitar pukul 10.00 wib. Dari kuala Kurun ke Desa Tumbang Anoi membutuhkan waktu sekitar tiga jam lagi. Sedangkan saya menjadi pembicara pukul 10.30 wib. Jadi, sudah tidak mungkin lagi saya ke sana. Saya memilih kembali lagi ke Palangka Raya," demikian Teras Narang.
Baca juga: Wagub yakin Teras Narang optimal perjuangkan Kalteng di DPD RI
Baca juga: Teras Narang menang di 13 kabupaten/kota, ini calon DPD RI terpilih