Ekonomi Kalteng tetap tumbuh sekalipun perekonomian global melambat

id kalimantan tengah,kalteng,pertumbuhan ekonomi kalteng,bi kalteng,setian

Ekonomi Kalteng tetap tumbuh sekalipun perekonomian global melambat

Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Setian memaparkan kondisi perekonomian global, domestik hingga Kalteng di Palangka Raya, Kamis (10/10/2019). (ANTARA/Jaya W Manurung)

Palangka Raya (ANTARA) - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah Setian mengakui ekonomi provinsi setempat untuk triwulan ke-II tahun 2019 tetap tumbuh, sekalipun kondisi perekonomian global melambat akibat pengaruh perang dagang Negara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada triwulan I tahun 2019 sekitar 6,03 persen dan triwulan II naik menjadi 7,67 persen, kata Setian saat diseminasi laporan perekonomian Kalteng di Palangka Raya, Kamis. 

"Kalteng menempati urutan ke-2 tertinggi pertumbuhan ekonominya untuk regional Kalimantan. Tertinggi pertumbuhannya di Provinsi Kalimantan Utara yang mencapai 7,87 persen pada triwulan II tahun 2019," ucapnya.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan II tahun 2019 didorong oleh meningkatnya permintaan domestik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga menjelang hari besar keagamaan nasrani (HBKN).

Baca juga: Kadis PUPR Kalteng pastikan tak ada kerusakan di Jembatan Kahayan

Selain itu, tetap kuatnya konsumsi pemerintah terkait dengan kegiatan pemilihan umum (pemilu), serta kinerja ekspor yang ditopang oleh peningkatan ekspor luar negeri, terutama komoditas batubara.

"Kalau dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kalteng dipengaruhi meningkatnya produksi batubara, produktivitas tandan buah sawit (TBS)," beber Setian.

Meski pertumbuhan ekonomi Kalteng membaik di triwulan II tahun 2019, namun BI memperkirakan untuk tahun 2019 melambat. Hal itu disebabkan melemahnya permintaan domestik .

Dikatakan, kinerja perekonomian yang melambat diperkirakan bersumber dari melambatnya kinerja lapangan usaha utama, yaitu pertambangan dan perdagangan yang dipengaruhi oleh penurunan permintaan global untuk komoditas tersebut, serta pelemahan permintaan domestik.

"Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat sejalan dengan normalisasi aktivitas konsumsi masyarakat pasca HBKN," demikian Setian.

Baca juga: Beredar informasi Jembatan Kahayan ditutup, ini penjelasan PUPR Kalteng

Baca juga: Pimpinan dan sekretaris DPRD Kalteng terus perkuat sinergitas