Kebakaran lahan kembali melanda Kotim

id Kebakaran lahan kembali melanda Kotim,Karhutla,Kebakaran lahan,BPBD,Muhammad Yusuf,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit

Kebakaran lahan kembali melanda Kotim

Petugas memadamkan api saat terjadi kebakaran lahan di sekitar Kompleks Perumahan Betang Raya Jalan Jenderal Sudirman km 6,5 Sampit, Kamis (19/9/2019) lalu. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Kebakaran kembali melanda di sejumlah tempat di Kabupaten Kotawaringin Timur akibat tidak merata dan berkurangnya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir.

"Kebakaran masih terjadi. Saat ini memang masih musim kemarau. Saat ini modifikasi cuaca hujan buatan dialihkan ke wilayah lain sehingga hujan di Kotawaringin Timur dan memicu lahan terbakar lagi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur H Muhammad Yusuf di Sampit, Selasa.

Yusuf menyebutkan, kebakaran lahan masih terjadi di sejumlah lokasi di Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Telawang dan Seranau.

Hujan yang terjadi sebulan terakhir diakui merupakan imbas modifikasi cuaca hujan buatan yang dilaksanakan tim di Palangka Raya dengan cara penaburan garam di awan hujan. Namun, hujan deras yang terjadi di Kotawaringin Timur tidak merata.

Sejumlah wilayah masih jarang turun hujan seperti Kecamatan Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Seranau kawasan selatan. Akibatnya, kebakaran lahan pun masih terjadi, begitu pula kesulitan air bersih yang masih melanda.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit, berdasarkan pantauan satelit pada Selasa pagi, terdapat 17 titik panas di Kabupaten Kotawaringin Timur, 74 titik panas di Kabupaten Seruyan dan 11 titik panas di Kabupaten Seruyan.

Baca juga: DPRD Kotim janji tingkatkan anggaran penanggulangan karhutla
Baca juga: Karhutla berimbas pada penyerapan anggaran pembangunan Kotim

Berdasarkan prediksi BMKG, kemarau di Kotawaringin Timur terjadi hingga akhir Oktober. Untuk itulah Kotawaringin Timur harus tetap waspada karena potensi kebakaran lahan masih tinggi.

Senin (7/10) lalu pemerintah menurunkan status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan menjadi  transisi pemulihan. Penurunan status menjadi transisi pemulihan itu merupakan hasil rapat evaluasi yang digelar di lantai dua kantor Bupati Kotawaringin Timur.

Meski status diturunkan namun Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kotawaringin Timur tetap waspada. Jika terjadi kebakaran di lokasi yang bisa dijangkau melalui jalur darat, tim langsung dikerahkan untuk memadamkan api.

Diperkirakan lebih dari 1.000 hektare lahan terbakar selama kemarau ini. Kebakaran ada yang dipicu oleh kesengajaan, ada pula akibat faktor kelalaian dan lainnya. Masyarakat diimbau tetap waspada sampai kemarau benar-benar berakhir.

Baca juga: Satwa dilindungi juga terkena dampak karhutla