Kuala Kurun (ANTARA) - Penjabat Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah Herson B Aden bersama pemangku kepentingan melakukan tanam padi bersama di di Daerah Irigasi (DI) Sekata Tewah, Kelurahan Tewah Kecamatan Tewah.
“Kegiatan ini merupakan upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan pangan dan mewujudkan Indonesia swasembada pangan melalui Perluasan Areal Tanam (PAT), dengan melakukan salah satu program Kementerian Pertanian yakni Optimalisasi Lahan (OPLA),” ucapnya di sela kegiatan, Selasa.
Selain itu, tuturnya, kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya mendorong regenerasi petani muda di bidang pertanian, khususnya di kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’.
Pengembangan padi sawah ini dilaksanakan pada musim tanam Oktober-Maret. Lokasi pengembangan dilakukan pada lahan milik Kelompok Tani Tangkasala, di mana tanam dilakukan di lahan seluas dua hektare dengan potensi pertanaman seluas delapan hektare.
Adapun alokasi program OPLA ini seluas 117 hektare dengan mencakup perbaikan infrastruktur yakni pintu air, dan bantuan benih padi sebanyak 2.925 kilogram.
Baca juga: Legislator minta perangkat daerah Pemkab Gumas terus berinovasi
Terdapat delapan poktan penerima yani Poktan Beringin, Poktan Keluarga, Poktan Harapan Itah, Poktan Harapan Maju, Poktan Riak Hagatang I, Poktan Suka Jadi, poktan Suka Maju, dan Poktan Tangkalasa.
Berdasarkan pertanaman padi pada musim tanam sebelumnya, melalui proses ubinan swakarsa produktivitas padi yakni varietas Supadi, diperoleh hasil panen sebesar 3,5 hingga 4 ton per hektare.
Sebagai salah satu bentuk dukungan pengembangan padi di Gumas khususnya hilirisasi pertanian, terdapat Rice Milling Unit (RMU) di mana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses.
“Ada juga UV Dryer yang memiliki prinsip teknologi pengeringan hasil panen padi, dengan menggunakan metode efek rumah kaca,” beber Pj Bupati Gumas.
Kedua teknologi tersebut telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi pada proses pascapanen padi, yang kemudian hasilnya dikemas menjadi beras dengan merek ‘Ketapang Gaya’, yang dijual senilai Rp18 ribu/kg.
Lebih lanjut, Pemkab Gumas juga berkomitmen mengatasi penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman pangan dan hortikultura.
“Selain hilirisasi pertanian, pemkab juga melakukan kerja sama dengan Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Kalteng, dalam hal pelaksanaan pertanaman padi pada musim tanam tahun ini,” demikian Herson.
Baca juga: Sukseskan Pilkada, Pj Bupati Gumas minta KPPS pahami tupoksi
Baca juga: Legislator Gumas berharap simulasi pungut hitung suara tingkatkan pemahaman KPPS
Baca juga: PT SLK bantu pengobatan gratis hingga paket sembako untuk warga desa terpencil