MUI Kalteng respon temuan patung kuda, keluarga penemu minta sumbangan

id kalimantan tengah,kalteng,MUI Kalteng,temuan patung kuda,ketua mui kalteng,Anwar Isa

MUI Kalteng respon temuan patung kuda, keluarga penemu minta sumbangan

Ketua Majelis Ulama Indonesia Kalteng H Anwar Isa. (FOTO ANTARA/Adi Wibowo)

Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Anwar Isa menegaskan, setiap patung yang terbuat dari bahan apa saja, tidak mungkin ada atau memiliki roh.

"Kalau benda mati yang terbuat dari besi, batu dan emas tetap patung dan tidak memiliki roh," kata Anwar Isa saat dihubungi dari Palangka Raya, Rabu.

Mengenai patung kuda berwarna kuningan seperti emas yang ditemukan seorang nelayan di Jalan Kalimantan Gang Kencana Kota Palangka Raya, dirinya hanya menganggap patung biasa dan tidak ada roh-roh gaib ataupun hal lainnya.

Dia pun mengharapkan seluruh masyarakat jangan sampai mengagung-agungkan serta menganggap benda tersebut adalah benda ajaib yang bisa mengabulkan permintaan seseorang.

"Kalau benda tersebut adalah patung bersejarah, maka itu ranah pemerintah setempat menanganinya. Namun yang jelas itu patung dan tidak ada roh serta hal lainnya," kata Anwar.

Menurut dia, di dunia banyak penemuan patung-patung bersejarah bahkan umurnya ratusan tahun. Namun hal tersebut di sejumlah daerah dianggap hal yang biasa.

Maka dari itu jangan sampai penemuan patung tersebut dianggap ajaib serta lain sebagainya. Masyarakat diminta jangan sampai mempercayai hal tersebut, percayalah kepada ajaran agamanya masing-masing.

"Jangan pernah dimuliakan patung tersebut, karena itu benda mati," ucapnya.

Terpisah, Sahrani mertua dari Muhammad Yusuf penemu patung kuda di Sungai Kahayan membeberkan, patung kuda berwarna kuning keemasan itu akan ia rawat sementara ini.

Baca juga: Patung kuda ditemukan di Sungai Kahayan diyakini memiliki roh gaib

Bahkan ia tidak akan menjual patung kuda yang ia temukan bersama menantunya itu kepada orang lain, meski ditawar dengan harga yang cukup menggirurkan karena keluarga berniat hanya ingin memeliharanya.

"Berapapun ditawar kami tidak akan jual, kemudian benda ini kami memang ingin merawatnya saja. Mengenai ada sejumlah warga mengatakan benda tersebut ada roh ghaibnya terserah mereka itu keyakinan mereka, kalau saya tetap percaya kepada ajaran agama saya," demikian Sahrani.

Di lokasi yang sama saat awak media berniat untuk memfoto patung kuda yang di temukan di Suangai Kahayan tersebut, salah seorang keluarga dari pihak Muhammad Yusuf meminta para awak media yang hendak mengabadikan patung itu memberikan sumbangan sukarela.

Entah apa alasan dari salah satu keluarga hingga saat melakukan hal itu. Berdasarkan informasi dengan viralnya patung kuda tersebut kemarin, banyak warga yang berdatangan ingin menyaksikan benda tersebut dengan nyata.