Masyarakat kirim jamu antidiare pada pimpina KPK, ini tujuannya
Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Madani Antikorupsi mengirimkan jamu antidiare kepada pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di gedung KPK, Jakarta, Rabu.
"Hari ini kami berencana menyerahkan jamu antidiare kepada komisioner KPK, dengan harapan tentu saja jamu ini pertama membuat komisioner KPK tidak terkena sakit diare selama musim banjir dan musim penghujan," ucap perwakilan Masyarakat Madani Antikorupsi Ray Rangkuti di gedung KPK, Jakarta, Rabu.
Selain itu, kata dia, jamu tersebut juga diberikan agar komisioner KPK tetap bisa mengusut kasus-kasus yang sedang diproses KPK saat ini.
"Bisa jadi karena masalah yang dihadapi oleh KPK di masa mendatang terlihat lebih banyak. Kedua, komisioner KPK juga tidak mengalami sakit diare karena menyusul OTT KPK yang baru saja dilaksanakan," ucap Ray.
Baca juga: 10 saksi kasus suap proyek pemkot dipanggil KPK
Lebih lanjut, Ray pun menyinggung saol proses penggeledahan di salah satu kantor partai politik terkait kasus yang menjerat Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
"Sejauh ini, kita tunggu langkah tegas KPK karena kita ketahui KPK baru melakukan penggeledahan di satu ruangan. Sementara dalam langkah KPK yang sudah sama-sama kita ketahui, ada rencana juga melakukan penyegelan terhadap salah satu kantor partai politik yang sampai sekarang kita tidak tahu, kapan penyegelan ini dilakukan," ucap Ray.
Selain kasus KPU tersebut, Ray juga menyinggung kasus korupsi besar lainnya seperti Jiwasraya, Asabri, Century, dan BLBI.
Baca juga: Rommy: Jaksa KPK ciptakan fakta imajiner dalam surat tuntutan
"Tentu di luar itu ada kasus besar, ada Jiwasraya, Asabri, Century, BLBI di mana kasus-kasus besar ini kalau ditotal bisa sampai puluhan triliun kerugian negaranya karena mengingat menjerat nama kepentingan juga jangan sampai komisioner KPK sakit diare mendengarkan jumlah yang besar ini," kata Ray.
Ray juga ditemani oleh Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jerry Sumampow, Manajer Riset Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Badi'ul Hadi, perwakilan Komite Independen Pemantau Pemilu Indonesia Kaka Suminta, dan Analis Politik Exposit Strategic Arif Susanto.
Dalam kedatangannya, mereka juga menunjukkan kertas yang bertuliskan "Negara Sehat Tanpa Diare Tanpa Korupsi" dan "KPK Jangan Mencret Tangani Korupsi". Mereka juga terlihat membawa kotak bertuliskan "Jamu Anti Diare Untuk KPK".
"Nanti jamu ini akan kita masukkan dalam kotak, kotak ini nanti hanya bisa disampaikan oleh dua orang. Dua orang ini nanti akan menyampaikannya mungkin melalui resepsionis. Tentu saja kami berharap resepsionisnya bisa menyampaikan kepada komisioner KPK," ujar Ray.
Baca juga: KPK panggil politisi PKB terkait saksi kasus Imam Nahrawi
Baca juga: KPK nyatakan kader PDIP Harun Masiku masih di luar negeri
Baca juga: Cari Harun Masiku, KPK gandeng Ditjen Imigrasi
"Hari ini kami berencana menyerahkan jamu antidiare kepada komisioner KPK, dengan harapan tentu saja jamu ini pertama membuat komisioner KPK tidak terkena sakit diare selama musim banjir dan musim penghujan," ucap perwakilan Masyarakat Madani Antikorupsi Ray Rangkuti di gedung KPK, Jakarta, Rabu.
Selain itu, kata dia, jamu tersebut juga diberikan agar komisioner KPK tetap bisa mengusut kasus-kasus yang sedang diproses KPK saat ini.
"Bisa jadi karena masalah yang dihadapi oleh KPK di masa mendatang terlihat lebih banyak. Kedua, komisioner KPK juga tidak mengalami sakit diare karena menyusul OTT KPK yang baru saja dilaksanakan," ucap Ray.
Baca juga: 10 saksi kasus suap proyek pemkot dipanggil KPK
Lebih lanjut, Ray pun menyinggung saol proses penggeledahan di salah satu kantor partai politik terkait kasus yang menjerat Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
"Sejauh ini, kita tunggu langkah tegas KPK karena kita ketahui KPK baru melakukan penggeledahan di satu ruangan. Sementara dalam langkah KPK yang sudah sama-sama kita ketahui, ada rencana juga melakukan penyegelan terhadap salah satu kantor partai politik yang sampai sekarang kita tidak tahu, kapan penyegelan ini dilakukan," ucap Ray.
Selain kasus KPU tersebut, Ray juga menyinggung kasus korupsi besar lainnya seperti Jiwasraya, Asabri, Century, dan BLBI.
Baca juga: Rommy: Jaksa KPK ciptakan fakta imajiner dalam surat tuntutan
"Tentu di luar itu ada kasus besar, ada Jiwasraya, Asabri, Century, BLBI di mana kasus-kasus besar ini kalau ditotal bisa sampai puluhan triliun kerugian negaranya karena mengingat menjerat nama kepentingan juga jangan sampai komisioner KPK sakit diare mendengarkan jumlah yang besar ini," kata Ray.
Ray juga ditemani oleh Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jerry Sumampow, Manajer Riset Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Badi'ul Hadi, perwakilan Komite Independen Pemantau Pemilu Indonesia Kaka Suminta, dan Analis Politik Exposit Strategic Arif Susanto.
Dalam kedatangannya, mereka juga menunjukkan kertas yang bertuliskan "Negara Sehat Tanpa Diare Tanpa Korupsi" dan "KPK Jangan Mencret Tangani Korupsi". Mereka juga terlihat membawa kotak bertuliskan "Jamu Anti Diare Untuk KPK".
"Nanti jamu ini akan kita masukkan dalam kotak, kotak ini nanti hanya bisa disampaikan oleh dua orang. Dua orang ini nanti akan menyampaikannya mungkin melalui resepsionis. Tentu saja kami berharap resepsionisnya bisa menyampaikan kepada komisioner KPK," ujar Ray.
Baca juga: KPK panggil politisi PKB terkait saksi kasus Imam Nahrawi
Baca juga: KPK nyatakan kader PDIP Harun Masiku masih di luar negeri
Baca juga: Cari Harun Masiku, KPK gandeng Ditjen Imigrasi