Pasca banjir, omzet penambang pasir melonjak

id penambang pasir ,omzet penambang pasir melonjak pasca banjir,banjir lebak,Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak

Pasca banjir, omzet penambang pasir melonjak

Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten, awal tahun 2020 ternyata membawa berkah bagi penambang pasir karena bisa menghasilkan pendapatan ekonomi.

Lebak (ANTARA) - Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten, awal tahun 2020 ternyata membawa berkah bagi penambang pasir karena bisa menghasilkan pendapatan dengan mudah.

"Kami sekarang mencari pasir itu tidak kesulitan, juga tidak merendam lagi di air sungai," kata Udin, seorang penambang di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Senin.

Menurut dia, produksi pasir pasca-banjir itu menjadi melimpah dan begitu mudah, karena hanya dengan menggali menggunakan cangkul bisa menghasilkan 5-6 kubik per hari.

Dengan hasil seperti itu, seorang penambang bisa meraup uang sebesar Rp450.000 sampai Rp540.000, dengan harga jual pasir rata-rata Rp90.000/kubik.

Baca juga: Darurat, 1.000 karung pasir tangani abrasi Pantai Ujung Pandaran

"Kami sangat terbantu dengan pendapatan sebesar itu," katanya menjelaskan.

Para penggali sebagian besar menggali pasir di lokasi bantaran aliran Sungai Ciberang.

Samsu, seorang penambang pasir mengaku sejak dua pekan terakhir ini pendapatan ekonomi keluarga relatif lumayan, karena biasanya seharian hanya mendapatkan uang Rp150.000/hari.

Namun,kini pasca-bencana banjir bandang pendapatan penambang pasir bisa mencapai Rp500.000/hari.

Saat ini, pasir menumpuk di lahan bantaran sungai setelah diterjang banjir bandang tersebut.

Baca juga: Kronologi tenggelamnya seorang penambang pasir di sungai

"Kami menambang pasir bisa menjual lima kubik per hari dan dijual ke warga yang pesan dengan harga Rp90.000/kubik," katanya.

Sampai hari ini, berdasarkan pantauan, sejumlah penggali pasir di tepi Sungai Ciberang di Desa Sukasari, Kecamatan Cipanas, masih terlihat melakukan aktivitas penggalian pasir.

Mereka para penambang itu menggunakan cangkul dan karung untuk menampung pasir dan ditumpuk di tepi jalan.

Saat ini permintaan pasir pasca-bencana cukup tinggi dari masyarakat yang akan membangun kembali rumah mereka.

"Kualitas pasir itu cukup bagus untuk pembangunan rumah," kata Ahmad Sanukri, warga Kecamatan Cipanas.

Baca juga: Pasir meluber di jalan Tjilik Riwut bahayakan pengendara motor

Baca juga: Pengerukan Pasir Kotawaringin Timur untuk Proyek Teluk Jakarta Dikeluhkan Nelayan