Kupang (ANTARA) - Puluhan warga yang terhimpun dalam Forum Peduli Hukum (FPH) menggelar aksi unjuk rasa di depan halaman Polda Nusa Tenggara Timur untuk mendesak agar kepolisian setempat mengungkap kasus pembunuhan Ansel Wora, seorang Apartur Sipil Negara (ASD) yang berprofesi sebagai sopir di Dinas Perhubungan Kabupaten Ende, Pulau Flores.
Koordinator aksi, John Richardo, dalam unjuk rasa di Kupang, Jumat, mengatakan kasus kematian Ansel Wora pada 31 Oktober 2019 lalu saat ini sudah dipolitisasi dan dimanfaatkan oknum-oknum tertentu yang mengaitkannya pada isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Untuk itu kami mendesak Pihak Polda NTT agar segera mengumumkan hasil autopsi secara transparan kepada publik," katanya, menambahkan selain itu pihaknya juga mendukung Polda NTT untuk segera mengungkap kematian Ansel Wora yang saat ini masih misterius.
Menurutnya, pihak keluarga siap menerima apapun hasilnya, namun harus diumumkan ke publik sehingga kasus tersebut tidak membias ke mana-mana.
"Kasus ini sudah menjadi perhatian publik sehingga harus transparan karena kami tidak mau masyarakat diaduk-aduk ke masalah SARA," katanya.
Sementara itu, Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda NTT, AKBP Anton CH. Nugroho, saat menerima perwakilan masa unjuk rasa untuk beraudiensi, menjelaskan, pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus tersebut.
Dia mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah memeriksa sebanyak 30 saksi dan untuk mengetahui hasil autopsi, tim dokter dari Pusdokes Bali juga telah didatangkan pada Senin, 3 Februari lalu.
"Kami sudah datangkan Tim Laboratorium Forensik Bali hingga proses autopsi. Mengenai penyebab kematian akan diumumkan Senin mendatang oleh tim dokter dari Pusdokes Bali," katanya.
Mantan Kapolres Kupang Kota itu menjelaskan, dari hasil visum luar sudah ditemukan luka sedalam 4 cm pada bagian tengkorak kepala korban, namun belum dipastikan kalau luka tersebut akibat benturan benda keras.
"Karena itu nanti tim dokter Pusdokes yang akan memastikan namun yang jelas penyidik dari Polda NTT tetap profesional menjalankan tugas dan tidak menyembunyikan aktor pembunuhan," katanya.
Berita Terkait
Ketum Bhayangkari tinjau dan hibur anak-anak korban erupsi Gunung Lewotobi
Rabu, 13 November 2024 23:21 Wib
Tim SAR cari empat korban kapal tenggelam di Alor NTT
Jumat, 23 Agustus 2024 14:50 Wib
44 WNA Bangladesh-Myanmar terdampar di pantai Rote Ndao NTT
Selasa, 9 Juli 2024 18:39 Wib
Kumham proses permohonan anak berkewarganegaraan ganda jadi WNI
Rabu, 29 Mei 2024 13:24 Wib
TNI terima 235 senjata rakitan sisa konflik dari warga perbatasan
Rabu, 17 April 2024 12:57 Wib
Seorang warga NTT digigit komodo
Kamis, 4 April 2024 13:49 Wib
Buaya Australia masuk ke perairan NTT & berkonflik dengan manusia
Rabu, 28 Februari 2024 16:11 Wib
Daerah ini larang warga membawa ternak babi dari luar kabupaten
Minggu, 4 Februari 2024 10:28 Wib