Sampit (ANTARA) - Angka pengangguran di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah ternyata didominasi penduduk yang berpendidikan tinggi atau tamat pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMK) sederajat hingga perguruan tinggi.
"Pengangguran umumnya penduduk dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah lebih sedikit daripada penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Artinya pengangguran didominasi pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor saat membuka konsultasi publik rancangan awal RKPD Kotawaringin Timur, Rabu.
Halikinnor menyebutkan, angka pengangguran terbuka pada 2018 sebesar 4,55 persen. Secara persentase, menurun dari 2017 sebesar 4,92 persen atau turun 0,37 persen.
Pemerintah daerah terus berupaya menekan angka pengangguran dengan berbagai program pelatihan keterampilan kerja. Tujuannya agar sumber daya manusia pencari kerja terus meningkat dan mampu bersaing.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, persentase pengangguran di Kotawaringin Timur pada 2018 menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu tidak tamat SD sebesar 17,13 persen, tamat SD sebesar 7,33 persen, tamat SMP sebesar 18,78 persen, tamat SMA sebesar 21,29 persen, tamat SMK sebesar 31,93 persen dan tamat perguruan tinggi sebesar 3,53 persen.
Persentase penduduk yang menganggur bervariasi menurut jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Persentase pengangguran tertinggi berada pada kelompok dengan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 31,93 persen.
Selanjutnya, persentase pengangguran yang lumayan tinggi berada pada kategori tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SMA yaitu sebesar 21,29 persen. Persentase pengangguran yang paling rendah berada pada kategori tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah Universitas yaitu sebesar 3,53 persen.
Baca juga: Ide unik Pemkab Kotim membuat wisata buaya
Kondisi ini menunjukkan bahwa di
Kabupaten Kotawaringin Timur, penduduk dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah
lebih sedikit yang menganggur daripada penduduk yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi.
Hal ini dapat disebabkan karena penduduk dengan pendidikan relatif rendah pada umumnya lebih tidak selektif terhadap jenis pekerjaan yang akan dilakukannya, sedangkan penduduk dengan pendidikan relatif tinggi biasanya lebih selektif terhadap pekerjaan yang dianggap sesuai dengan pendidikan yang dimiliki.
Berdasarkan status dalam pekerjaan, lebih dari setengah penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur yang bekerja sebagai
buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 52,26 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Kotawaringin Timur lebih banyak
penduduk yang bekerja menjadi buruh daripada pengusaha.
"Kita juga harus memberi pemahaman kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir. Jangan hanya berharap jadi pegawai negeri. Bahkan sudah seharusnya pola pikirnya bukan hanya mencari kerja, tetapi juga bagaimana caranya menciptakan lapangan kerja," kata Halikinnor.
Halikinnor menambahkan, persentase penduduk miskin Kotawaringin Timur sebesar 6,21 persen atau 28.000 jiwa pada 2018, secara persentase menurun dari 2017 sebesar 6,24 persen atau turun 0,03 persen. Diperlukan upaya-upaya yang serius untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut dengan program dan kegiatan yang tepat sasaran.
Baca juga: Dinas Pendidikan Kotim minta guru persiapkan siswa hadapi ujian
Baca juga: Sidak depo sampah bau, Komisi II DPRD Kotim beri solusi