Masyarakat harus jadi pelopor keselamatan diri sendiri, kata Kapolres Sukamara

id Pemkab sukamara, sukamara, polres, kapolres, windu subagio, tertib lalu lintas, laka lantas

Masyarakat harus jadi pelopor keselamatan diri sendiri, kata Kapolres Sukamara

Kapolres Sukamara AKBP I Gede Putu Dedy Ujiana (tengah) bersama Bupati Windu Subagio (kanan) di Kampung Tertib Lalu Lintas, Jumat, (13/3/2020). (ANTARA/Donefrid Lalang)

Sukamara (ANTARA) - Kapolres Sukamara, Kalimantan Tengah AKBP I Gede Putu Dedy Ujiana menjelaskan, terbentuknya Kampung Tertib Lalu Lintas bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepatuhan berlalu lintas masyarakat saat berkendara.

Berangkat dari kondisi tersebut, pihaknya mengangkat suatu kelompok lingkungan guna memberikan proses dinamika dalam tertib berlalu lintas. Terpenting, masyarakat ini mengetahui dan memahaminya, sehingga mampu mengamalkannya saat berkendara, katanya di Sukamara, Jumat.

"Karena itu, dalam interaksi dengan masyarakat, kami mencoba memberikan suatu edukasi dengan sebuah pertanyaan mendasar terkait dengan rambu-rambu lalu lintas," katanya.

Pihaknya memulai dengan sesuatu yang kecil seperti ini, namun lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat sehingga mereka bisa mengaplikasikannya saat berkendara di  jalan.

Harapannya, dari lingkungan terkecil yakni keluarga, lingkungan tempat tinggal, selanjutnya mengarah ke lingkungan yang lebih luas lagi, bisa secara efektif dalam menekankan angka kecelakan di wilayah tersebut.

Baca juga: Kampung Tertib Lalu Lintas harapan baru tingkatkan kepatuhan pengendara di Sukamara

Selama ini masyarakat sangat jarang melihat suatu risiko yang terjadi akibat kecelakaan. Bukan hanya dapat menyebabkan suatu kelumpuhan secara permanen, tetapi juga memakan korban jiwa yang akan berimbas pada kehidupan masyarakat itu sendiri.

Ada satu contoh masyarakat, ia merupakan tulang punggung keluarganya, namun karena kecelakaan harus meninggalkan istri dan dua orang anaknya yang masih kecil.

Begitu juga yang terjadi pada salah seorang pelajar, akibat mengalami kecelakaan, ia harus cacat secara permanen, sehingga tidak produktif lagi dan cenderung bergantung pada orang lain.

“Karena itu, saya imbau agar masyarakat menjadi pelopor keselamatan bagi dirinya sendiri terlebih dulu. Maka dari itu, selalu tertiblah dalam berlalu lintas saat berkendara,” katanya mengingatkan.

Angka kecelakaan di Indonesia mencapai 129 ribu dengan korban jiwa 23 ribu, artinya risikonya luar bisa dan dampaknya juga luar bisa, untuk itu semua pihak diminta berhati-hati dan tidak menganggap remeh.