Dua warga Bartim kategori ODP dirawat di ruang isolasi RSUD Tamiang Layang

id kalimantan tengah,kalteng,kabupaten barito timur,bartim,dinas kesehatan bartim,corona,kepala dinkes bartim,dr Simon Biring MPH

Dua warga Bartim kategori ODP dirawat di ruang isolasi RSUD Tamiang Layang

Kepala Dinas Sosial Bartim (kiri) bersama Sekda Eskop (kedua kiri) dan Direktur RSUD Tamiang Layang Jimmi Hutagalung menjelaskan protap dan upaya Pemkab Bartim mencegah dan penanganan COVID-19 kepada DPRD Bartim di Tamiang Layang, Selasa (24/3). ANTARA/HO DPRD Bartim

Tamiang Layang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dr Simon Biring MPH mengakui bahwa saat ini ada enam orang di wilayah ini masuk kategori orang dengan pemantauan (ODP), dan 20 orang masuk kategori self monitoring atau pemantauan diri sendiri terkait penyebaran virus Corona atau COVID-19.

"Dari empat orang itu, ada dua yang sudah di rawat  di ruang isolasi di RSUD Tamiang  Layang. Mereka harus dirawat karena ada penyakit lain, seperti tekanan darah tinggi dan jantung," kata Simon usai mengikuti rapat tertutup penanganan Covid-19 di DPRD Bartim di Tamiang Layang, Selasa.

Menurutnya, Gugus Tugas COVID-19 Bartim akan berupaya maksimal dalam penanganan kesehatan pasien yang ODP dengan sarana dan prasarana medis yang ada.

Saat ini Dinkes Bartim berharap sarana dan prasarana medis yang dimintakan ke Kementerian Kesehatan dan Dinkes Kalteng bisa segera tib di Bartim, sehingga pelayanan akan lebih maksimal.

Simon meminta semua warga Bartim melakukan social distancing atau pembatasan sosial dan physical distancing atau pembatasan bersentuhan fisik dengan menjaga jarak. Langkah ini dinilai tepat dan merupakan tindakan tepat dalam pengendalian maupun memutus rantai penyebaran COVID-19.

"Untuk pembelian peralatan medis yang sangat urgent untuk penanganan COVID-19 menggunakan dana tidak terduga sebesar Rp2 miliar. Peralatan yang dibeli diantaranya baju cover all atau alat pengamanan diri (APD)," kata Simon.

Baca juga: Rutan Tamiang Layang batasi pembesuk cegah penularan COVID-19

Dia mengatakan dana yang diperlukan untuk pembelian peralatan medis untuk penanganan COVID-19 seharusnya bisa mencapai dikisaran Rp3,5 miliar, sehingga para tim medis bisa mendapatkan sarana medis untuk bekerja maksimal.

"Petugas kesehatan bekerjasama dengan TNI dan Polri di Bartim dalam pencegahan penularan COVID-19 melalui sosialisasi terkait pembatasan sosial serta pola hidup bersih," beber dia.

Sosialisasi disampaikan melalui pengeras suara oleh petugas kesehatan, TNI dan Polri dengan berkeliling desa-desa menggunakan roda dua dan empat. Selain itu, instansi pemerintah yang ada telah melakukan penyemprotan perkantoran masing-masing hingga kecamatan dan desa.

Baca juga: 14 warga Bartim berstatus ODP terkait COVID-19

Baca juga: Seluruh SD hingga SMA libur selama 14 hari, kata Bupati Bartim

Baca juga: Antisipasi penyebaran COVID-19, pelaksanaan SKB CPNS Bartim ditunda